AUD/USD: Analisis dan Prakiraan

Pada pasangan AUD/USD, perdagangan telah mengalami penurunan selama lima hari berturut-turut di tengah penguatan moderat dolar AS.

Dolar Australia terus melemah karena kekecewaan terhadap pembaruan terbaru mengenai langkah-langkah stimulus China, yang, dikombinasikan dengan kenaikan moderat dolar AS, memberikan tekanan ke bawah pada pasangan AUD/USD.

Menurut pernyataan dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China pada hari Selasa, ekonomi sedang menghadapi tantangan domestik dan eksternal yang rumit. Namun, komisi tersebut tidak mengumumkan rencana stimulus besar baru. Hal ini membayangi notulen yang relatif hawkish dari pertemuan Reserve Bank of Australia pada bulan September.

Di tengah perkembangan ini dan tanda-tanda pasar tenaga kerja AS yang tangguh, investor menurunkan ekspektasi mereka untuk pelonggaran kebijakan moneter yang cepat oleh Federal Reserve dan pemotongan suku bunga besar pada bulan November. Hal ini, pada gilirannya, menjaga imbal hasil pada obligasi 10-tahun acuan di atas level kritis 4%, sementara Indeks Dolar AS, yang melacak kinerja dolar terhadap sekeranjang mata uang, tetap mendekati level tertinggi tujuh minggu yang dicapai pada hari Jumat lalu. Selain itu, nada yang umumnya lebih lemah di pasar saham menguntungkan dolar AS sebagai safe-haven, memberikan tekanan lebih lanjut pada dolar Australia yang sensitif terhadap risiko.

Latar belakang fundamental mendukung kemungkinan penurunan berkelanjutan pada pasangan AUD/USD dari 0,6945, yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2023.

Namun, para penjual tampaknya enggan untuk berkomitmen sepenuhnya, lebih memilih menunggu sinyal tambahan mengenai agenda suku bunga The Fed sebelum membuka posisi baru. Oleh karena itu, perhatian pasar akan tertuju pada notulen pertemuan FOMC yang akan dirilis pada hari Rabu selama sesi New York, diikuti oleh Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen AS pada hari Kamis dan Jumat, masing-masing.

Dari sudut pandang teknis, pasangan AUD/USD mencoba menembus di bawah 50 SMA, sementara Indeks Kekuatan Relatif (RSI) berada di wilayah negatif tetapi jauh dari zona jenuh jual. Namun, indikator MACD belum beralih ke wilayah negatif. Sinyal campuran ini menyerukan kehati-hatian di antara para penjual, dan akan bijaksana untuk menunggu berita signifikan sebelum membuka posisi short yang agresif.

Tabel di bawah ini menunjukkan persentase perubahan nilai dolar AS terhadap mata uang utama yang terdaftar hari ini.

Dolar AS paling kuat terhadap dolar Selandia Baru.