EUR/USD. Inflasi AS tiba-tiba naik pada bulan Februari. Apa yang disampaikan oleh data tersebut kepada kita?

Laporan inflasi AS yang dipublikasikan ternyata cukup kontroversial. Hampir semua komponennya berada di zona "hijau", terbukti lebih kuat daripada prakiraan. Meskipun demikian, inflasi inti masih menunjukkan tren menurun meskipun laju perlambatannya menurun. Hal ini membuat para pelaku pasar lengah: para trader tidak tahu bagaimana mereka harus bereaksi terhadap laporan tersebut. Awalnya, harga turun tajam menuju angka 9 digit, tetapi pergerakan turun tidka terbentuk. Kemudian pembeli mengambil inisiatif, mendorong harga hingga ke level 1,0945. Namun, mereka tidak dapat mempertahankan posisinya, karena laporan inflasi pada akhirnya menguntungkan dolar AS.

Struktur laporan menunjukkan bahwa harga energi di Amerika Serikat pada bulan Februari turun sebesar 1,9% (bensin mengalami penurunan paling signifikan, turun sebesar 3,9%). Namun, laju penurunan harga energi melambat – pada bulan Januari, komponen ini turun sebesar 4,6%. Harga pakaian tidak berubah (tercatat naik 0,1% di bulan sebelumnya), dan harga mobil bekas turun 1,8% (di bulan Januari, tercatat penurunan 3,5%). Tingkat pertumbuhan harga pangan melambat dari nilai bulan Januari sebesar 2,6% menjadi 2,2% di bulan Februari, harga mobil baru menjadi lebih murah sebesar 0,4% (di bulan Januari -0,7%), dan barang perawatan kesehatan turun sebesar 3% (Januari - 2,9%).

Pertama-tama, laporan inflasi merupakan kejutan yang menyenangkan bagi para pembeli dolar, sebuah "sinar terang" di tengah tren yang suram. Peristiwa yang terjadi dalam dua minggu terakhir jelas tidak mendukung greenback. Misalnya, pada awal bulan Maret, Indeks Manufaktur ISM mengecewakan. Indikator tersebut terus naik dengan aktif selama dua bulan sebelumnya (naik dari 46 menjadi 49 poin), dan menurut prakiraan, diperkirakan akan kembali ke titik ekspansi pada bulan Februari. Sebaliknya, angka tersebut turun menjadi 47,8, yang mencerminkan memburuknya situasi.

Selain itu, retorika Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, mengecewakan para pembeli dolar. Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak akan menunda penurunan suku bunga tahun ini. "Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diharapkan, mungkin tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan pada tahun ini," ujar Powell. Apa artinya ini? Hal ini terutama berarti jika perekonomian berkembang pada jalur disinflasi. Laporan Nonfarm Payrolls bulan Februari, yang diterbitkan sehari setelah pidato Powell, mencerminkan peningkatan pengangguran yang tidak terduga dan perlambatan tingkat pertumbuhan upah rata-rata. Faktor fundamental ini (komentar dovish Powell + Nonfarm Payrolls yang beragam) melemahkan posisi dolar, termasuk terhadap euro.

Laporan inflasi terbaru agak mengubah gambaran fundamental. Keraguan muncul - apakah kondisi yang diperlukan untuk pelonggaran kebijakan moneter akan tercipta di masa mendatang? Inflasi (terutama angka keseluruhannya) telah kembali menunjukkan ketahanannya, seolah-olah menjadi faktor penentu kenaikan dolar. Semua ketidakpastian ini mendukung greenback.

Namun, seperti yang bisa kita lihat, kenaikan dolar tidak terburu-buru untuk dirayakan. Untuk beberapa alasan. Pertama, CPI inti terus turun secara perlahan tapi pasti, meskipun dengan laju yang lebih lambat. Indeks inti Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang terus turun selama 6 bulan terakhir, juga menunjukkan tren serupa.

Kedua, laporan terbaru belum mengubah ekspektasi pasar mengenai tindakan Federal Reserve di masa depan. Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas penurunan suku bunga di bulan Maret sebesar 0,5%, 10% di bulan Mei, dan 62% di bulan Juni. Artinya, pasar masih percaya bahwa The Fed akan mempertahankan status quo pada dua pertemuan berikutnya, tetapi ada keyakinan sebesar lebih dari 50% bahwa bank sentral akan mulai melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan bulan Juni.

Dengan demikian, dolar menerima sejumlah dukungan, tetapi gagal mengubah situasi menjadi menguntungkannya. Penjual mencegah pembeli mendekati level 1,10, tetapi tidak melampauinya. Masih belum ada cukup kekuatan untuk memulihkan tren menurun.

Anda sebaiknya hanya mempertimbangkan posisi short jika pasangan ini kembali turun di bawah level 1,0890 (garis Tenkan-sen di chart harian). Target ini berfungsi sebagai penghalang harga selama pergerakan naik, dan sekarang akan bertindak sebagai support. Jika harga menembus level tersebut maka target selanjutnya adalah di sekitar 1,0850 dan 1,0800. Namun, seperti yang bisa kita lihat, pembeli EUR/USD saat ini bertahan dalam kisaran level 0,9, yang menunjukkan kelemahan penjual dan betapa tidak dapat diandalkannya posisi short.