Pasar Saham AS Dalam Tren Turun

Indeks-indeks saham AS diperdagangkan dengan sedikit penurunan hingga 1.5%. Secara khusus, Dow Jones Industrial Average turun 0.54%, S&P 500 yang berbasis luas berakhir turun 0.7%, sementara NASDAQ yang berbasis teknologi turun 1.17%.

Alasan utama dari sentimen pasar yang gelisah adalah antisipasi terhadap rilis data inflasi baru untuk bulan lalu. Para analis memperkirakan indeks harga konsumen tahunan meningkat menjadi 3.3% di bulan Juli dari 3% di bulan Juni.

Metrik ini memainkan peran penting dalam memandu keputusan kebijakan moneter Federal Reserve AS di masa depan. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa kenaikan kecil pada pertumbuhan harga konsumen mungkin tidak akan terlalu mempengaruhi tindakan Fed.

Di sini, sentimen konsumen juga penting. Jika mereka tetap optimis, kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan minimal.

Musim laporan keuangan perusahaan terus berlanjut. Perhatian investor terutama tertuju pada laporan Lyft, yang menyebabkan penurunan 5% pada harga sahamnya. Meskipun perusahaan melaporkan pertumbuhan pendapatan, namun tidak setinggi yang diantisipasi, menunjukkan bahwa Lyft masih berjuang untuk pulih sepenuhnya dari dampak pandemi.

Di antara komponen Dow Jones, Dow Inc memimpin dengan lonjakan harga saham sebesar 0.96%, diikuti oleh Honeywell International Inc yang naik 0.85%, dan Caterpillar Inc yang naik 0.58%. Di sisi lain, saham-saham perusahaan lain mengalami penurunan nilai: Salesforce Inc turun 2.7%, Intel Corporation turun 2.11%, dan Goldman Sachs Group Inc merosot 1.6%.

Dalam indeks S&P 500, Axon Enterprise Inc mengalami pertumbuhan paling substansial sebesar 14.06%, diikuti oleh Akamai Technologies Inc, naik 8.47%, dan Fleetcor Technologies Inc, terapresiasi 6.29%. Sebaliknya, beberapa perusahaan menunjukkan penurunan harga saham: NVIDIA Corporation turun 4.72%, Paramount Global Class B turun 4.46%, dan Broadcom Inc turun 3.67%.

Untuk komponen NASDAQ, yang berkinerja terbaik adalah saham Tango Therapeutics Inc, melonjak 103.92%, Renovaro Biosciences Inc, naik 82.35%, dan Decibel Therapeutics Inc, naik 80.29%.

Beberapa perusahaan mengalami penurunan harga saham: Saham Palisade Bio Inc turun 62.5%, Bruush Oral Care Inc merosot 44.94%, dan saham Yellow Corp turun 44.81%.

Di Bursa Efek New York, jumlah saham yang mengalami penurunan harga (1.593) sedikit melampaui jumlah saham yang menguat (1.324). Sementara itu, NASDAQ memberikan gambaran yang berbeda: jumlah saham yang menurun (2.225) hampir dua kali lipat dari jumlah saham yang meningkat (1.284).

Nilai saham Akamai Technologies Inc mencapai puncak tahunannya, ditutup pada $102.99. Sebaliknya, harga saham lain anjlok ke rekor terendah, ditutup pada $0.72.

Pasar berjangka untuk emas dan minyak juga mengalami perubahan: emas berjangka turun 0.57%, diperdagangkan pada $1.00 per troy ons. Sebaliknya, harga minyak melonjak dengan WTI naik 1.62% menjadi $84.26 per barel, dan minyak Brent naik 1.47% menjadi $87.44 per barel.

Apa yang akan terjadi di masa depan?

Meskipun terjadi penurunan jangka pendek pada indeks-indeks saham AS, para ahli tetap optimis mengenai prospek masa depan. Menurut penilaian para analis, indeks-indeks Wall Street telah naik sekitar 20% tahun ini, dan diperkirakan akan terus naik.

Khususnya, para ahli memperkirakan indeks S&P 500 akan naik menjadi 14.000 dalam satu dekade ke depan, pada tahun 2034. Prediksi ini mengindikasikan tren bullish yang kuat di pasar. Para analis meyakini bahwa siklus pasar bullish, yang dimulai pada tahun 2016, akan berlangsung antara 16 hingga 18 tahun.

Jika prediksi para ahli terbukti akurat dan S&P 500 benar-benar mencapai angka 14.000, ini akan mewakili pertumbuhan 209% dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata saat ini sebesar 10%.

Evaluasi ini didasarkan pada analisis jangka panjang dari grafik indeks S&P 500 yang dimulai pada tahun 1930-an. Siklus kenaikan yang diperpanjang, seperti yang diproyeksikan saat ini, terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an dan sekali lagi pada tahun 1980-an dan 1990-an. Rata-rata, imbal hasil indeks selama siklus ini mencapai 2.300%. Namun, periode pertumbuhan sesekali ditandai oleh tren turun yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, para ahli menyarankan para investor untuk mengabaikan aksi jual saham jangka pendek dan melihatnya sebagai peluang untuk mengakuisisi saham secara strategis untuk jangka panjang. Volatilitas mungkin akan terus berlanjut sepanjang musim laporan keuangan dan hingga akhir kuartal ini. Namun, para pelaku pasar harus tetap berpegang pada strategi mereka dan mempertahankan optimisme.