Minggu lalu, lembaga peringkat Fitch menurunkan peringkat utang jangka panjang AS dalam mata uang asing dari AAA menjadi AA+.
Fitch memperkirakan defisit sektor publik AS akan mencapai 6,3% dari PDB pada tahun 2023, dibandingkan dengan 3,7% pada tahun 2022. Diperkirakan bahwa pada tahun 2024 dan 2025, defisit akan meningkat hingga 6,6% dan 6,9% PDB.
Terakhir kali peringkat utang negara AS diturunkan adalah pada tahun 2011. Hal ini menyebabkan rally logam mulia, dengan harga emas melampaui $1.900 per ons, mencatat titik tertinggi sejarah pada saat itu.
Saat ini, permintaan emas tidak mengalami lonjakan signifikan sebagai aset safe-haven, mengingat penurunan peringkat Fitch terjadi dalam periode yang benar-benar berbeda. Saat ini, ketakutan pasar tidak sekuat sebelumnya.
Pada tahun 2011, perekonomian global sedang pulih dari Krisis Keuangan Besar pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi lambat, pasar tenaga kerja lemah, dan Federal Reserve memompa miliaran dolar ke dalam perekonomian.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi stabil, dan meskipun Federal Reserve telah agresif menaikkan suku bunga dan mengurangi uang beredar untuk menurunkan inflasi ke level target 2%, perekonomian mendekati ketenagakerjaan penuh.
Namun, fakta bahwa harga emas tidak bereaksi sekarang tidak berarti bahwa harga emas tidak akan bereaksi di masa mendatang. Semakin banyak investor yang fokus pada utang AS, semakin tinggi kemungkinan harga emas naik menjelang akhir tahun.
Penurunan peringkat Fitch adalah langkah lain menuju peningkatan harga jangka panjang bagi logam mulia ini. Utang relatif terhadap PDB dengan suku bunga tinggi menimbulkan tekanan signifikan bagi perekonomian.
Minggu ini, IHK AS yang akan dirilis pada hari Kamis, bisa menjadi momentum penting bagi harga emas saat mencari arah.
Minggu lalu, Dewan Emas Dunia mencatat bahwa permintaan fisik yang sehat mendukung harga rata-rata kuartalan tertinggi untuk logam kuning di kuartal kedua. Permintaan didorong oleh pasar fisik luar bursa.
Berdasarkan laporan tersebut, permintaan emas global, tanpa OTC, turun 2% dari tahun sebelumnya menjadi 921 ton. Termasuk data terbatas dari pasar OTC, permintaan global meningkat hingga 1.255 ton, 7% lebih tinggi dari kuartal kedua tahun 2022.
Laporan-laporan menunjukkan bahwa minat terhadap emas masih signifikan. Namun, pasar kurang memiliki dorongan yang dapat mendorong harga emas di atas $2.000 per ons.
Federal Reserve telah menjadi hambatan terbesar bagi kenaikan harga emas. Meskipun ancaman terhadap perekonomian AS semakin meningkat, belum ada jawaban yang jelas mengenai kapan siklus perketatan moneter saat ini akan berakhir. Sampai gambaran ekonomi menjadi lebih jelas, pasar akan tetap netral.