USD raih peluang cemerlang untuk "melenturkan otot"

Mata uang Amerika Serikat memesona para pelaku pasar dengan vitalitas mereka yang luar biasa. Investor dan trader kembali berspekulasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan langkah ketat kebijakan moneter. Seharusnya prospek seperti itu akan membuat dolar AS mengalami penurunan yang tajam, tetapi USD tetap menemukan kekuatan untuk bertahan. Apa yang mendukung USD? Apakah ia akan bisa memamerkan kekuatannya lagi dalam waktu dekat?

Ambisi Hawkish dolar AS

Pada hari Rabu, mata uang AS trading dengan pola naik turun. Pada awal setengah hari, dolar AS alami penurunan tajam terhadap berbagai mata uang utama dan indeksnya mencapai 103,64.

Namun, kemudian indeks dolar AS kembali naik dengan percaya diri sehingga mampu kembali ke area 104 yang sudah sering dicapai.

Penurunan awal yang dialami dolar AS diakibatkan oleh kejutan hawkish dari Bank of Canada. Kemarin, regulator tersebut mengejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga pertama sejak Januari.

Menentang harapan, bank sentral Kanada melanjutkan kebijakan ketatnya, dengan alasan kekhawatiran bahwa inflasi bisa tetap jauh di atas targetnya untuk waktu yang lama.

Keputusan Bank of Canada menyusul kenaikan suku bunga di Australia. Pada hari Selasa, Reserve Bank of Australia meningkatkan suku bunga tunai sebesar 25 basis poin, meskipun para ekonom memperkirakan regulator akan mempertahankannya pada level yang sama.

Yang pasti, kebijakan yang lebih agresif dari bank sentral utama negara-negara tersebut adalah negatif bagi dolar AS, yang mungkin tidak akan mendapatkan momentum bullish dari Fed pekan depan, mengingat komentar dovish terbaru dari para pembuat kebijakan Fed.

Namun, fakta bahwa dua regulator sekaligus melawan harapan pasar dan terus menerus menerapkan kebijakan moneternya, tentu saja, membangkitkan optimisme di kalangan peserta pasar.

Sekarang para trader menilai kemungkinan Fed akan menaikkan suku bunga utama bulan ini sekitar 29%, yang 10% lebih tinggi dari hari sebelumnya.

Seperti yang dapat Anda lihat, sebagian besar investor masih mengharapkan regulator untuk beristirahat pada bulan Juni. Namun, mengingat peristiwa terbaru, kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Juli meningkat secara signifikan (hingga 80%).

Peningkatan harapan inflasi di AS juga turut mendukung sentimen pasar yang hawkish. Menurut St. Louis Fed, harapan inflasi dalam jangka waktu 5 tahun naik ke level tertinggi dalam sepekan sekitar 2,15%, sementara perkiraan dalam jangka waktu 10 tahun mencapai level tertinggi dalam sepekan sekitar 2,21%.

Prospek bahwa inflasi tinggi bisa tetap berlangsung lama bagi Amerika makin meningkatkan kemungkinan adanya setidaknya satu putaran kenaikan suku bunga di AS, yang memicu kenaikan imbal hasil Surat Utang AS.

Pada sesi New York kemarin, imbal hasil Surat Utang AS 10 tahun naik sekitar 10 basis poin menjadi puncak 3,801%. Hal ini memberikan dukungan signifikan bagi dolar AS, yang meskipun ditutup sedikit tapi dengan tambahan yang sangat menggembirakan.

Dalam beberapa hari mendatang, para analis memperkirakan konsolidasi indeks dolar AS di tengah kalender ekonomi yang hampir kosong. Mereka memperingatkan para trader tentang volatilitas yang tinggi di pasar Forex segera pada pekan depan, ketika laporan inflasi AS untuk bulan lalu akan dirilis.

Rilis CPI bulan Mei diharapkan menjadi titik acuan utama bagi Fed dalam menentukan agenda lanjut kebijakan moneternya.

Inflasi yang berkelanjutan bisa lebih memperkuat pandangan bahwa Fed akan tetap agresif dalam pertemuan-pertemuan berikutnya dan tidak mungkin memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun ini.

Mayoritas ahli strategi mata uang yang baru-baru ini disurvei oleh Reuters percaya bahwa dolar akan tetap kuat melawan semua pesaingnya dalam jangka menengah. Mata uang utama seperti EUR, GBP, dan JPY tidak akan mampu pulih ke level tertinggi terhadap USD setidaknya hingga bulan September.

Menurut para ahli, hanya pembalikan dovish dalam retorika Fed yang dapat secara signifikan melemahkan dolar AS dalam waktu yang dapat dilihat. Namun, sekitar 70% responden mengatakan mereka berhadap Fed akan memangkas suku bunga tidak lebih awal dari tahun depan.

Faktor ekstra bullish untuk USD

Sentimen risiko-off para trader akan terus menjadi pendorong lain bagi dolar AS dalam waktu dekat. Ketakutan akan resesi global belum menghilang meskipun para pembuat kebijakan AS mencapai kesepakatan yang sangat dinantikan untuk meningkatkan batas utang nasional.

Ancaman baru bagi ekonomi global adalah pemulihan yang cukup tidak stabil dari Tiongkok. Pada hari Rabu, Tiongkok menerbitkan data trading terbaru yang sangat lemah.

Pada bulan Mei, ekspor Tiongkok menghentikan tren pertumbuhan selama 2 bulan dan turun sebesar 7,5% secara tahunan, sementara para ekonom memperkirakan penurunan hanya sebesar 0,4%.

Penurunan ekspor Tiongkok meragukan pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang memperburuk risiko resesi global.

Selain itu, keputusan hawkish terbaru dari Bank of Canada dan Australia semakin memanasinya situasi di pasar global. Pekan ini, regulator tidak hanya menaikkan suku bunga tetapi juga memperingatkan kemungkinan kelanjutan kebijakan agresif karena inflasi yang persisten.

Jika kondisi moneter masih akan terus ketat di seluruh dunia, ini akan memberikan tekanan pada permintaan global, yang pada gilirannya akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyoroti prospek-prospek tersebut pada hari Rabu. Laporan terbarunya mengatakan bahwa ekonomi global akan mengalami pemulihan yang lemah dalam beberapa tahun mendatang karena kebijakan hawkish bank sentral utama.

Sekarang, banyak analis percaya bahwa kekhawatiran resesi akan kembali mendorong investor untuk meninggalkan aset berisiko demi tempat perlindungan yang aman. Salah satu penerima manfaat, seperti biasa, akan menjadi dolar AS.