Meskipun terjadi penurunan harga logam berharga ini pada hari Jumat setelah rilis berita pasar tenaga kerja AS, investor Wall Street dan Main Street tetap optimis terhadap emas. Hal ini disebabkan laporan ketenagakerjaan terbaru menunjukkan peningkatan sebanyak 339.000 pekerjaan nonpertanian pada bulan Mei, jauh di atas estimasi 180.000. Tingkat pengangguran juga naik, menyebabkan kenaikan signifikan pada imbal hasil obligasi Departemen Keuangan dan Dolar.
Data ini mengurangi kemungkinan adanya jeda dalam kenaikan suku bunga oleh Fed dalam pertemuan bulan Juni. Namun, menurut CME FedWatch Tool, probabilitas skenario tersebut masih mencapai 73,6%.
Minggu lalu, para analis Wall Street berpartisipasi dalam tinjauan pasar emas, dengan 53% di antaranya mengungkapkan pandangan optimis. Sebanyak 26% memprediksi penurunan harga, sementara 21% meyakini bahwa harga akan bergerak datar. Dalam survei daring, 60% mengharapkan kenaikan harga emas, sementara 24% mengantisipasi penurunan, 15% menyatakan sikap netral.
Meskipun para analis Wall Street dan investor ritel menunjukkan optimisme terhadap pasar emas, mereka tidak berharap harga akan mencapai rekor tertinggi. Survei di Main Street menyatakan bahwa harga dapat mencapai $1997 per ons pada minggu ini.
Bagi banyak analis, faktor utama pertumbuhan emas terletak pada sikap Federal Reserve terkait kebijakan moneter. Namun, para ekonom percaya bahwa jeda tidak menandakan berakhirnya siklus pengetatan kebijakan.