Perkiraan harga logam mulia: harga emas unggul dari komoditas

Bank Dunia percaya harga emas melampaui sektor komoditas yang lebih luas karena pertumbuhan ekonomi menekan permintaan.

Menurut laporan Bank Dunia terbaru, akibat aktivitas ekonomi yang lebih rendah, harga komoditas akan turun sebesar 21% tahun ini dibandingkan pertumbuhan tahun lalu sebesar 45%. Dan diperkirakan, hingga tahun 2024, harga akan relatif stabil. Karena bank sentral terus memerangi ancaman inflasi dengan mengetatkan kebijakan moneter, risiko harga komoditas yang lebih rendah tetap ada. Setelah tekanan keuangan, kondisi pinjaman mungkin mengetat. Jika risiko tersebut muncul, mereka akan melemahkan permintaan barang industri, yang menyebabkan harga lebih rendah. Di tengah ketidakpastian global, logam mulia akan tetap menjadi aset yang menarik untuk waktu yang lama.

Analis Bank Dunia percaya bahwa logam mulia akan tumbuh sebesar 6% tahun ini, melampaui pasar komoditas yang lebih luas. Emas saat ini memimpin sektor logam mulia, setelah terapresiasi sebesar 10% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Analis Bank Dunia memperkirakan bahwa harga emas rata-rata sepanjang tahun akan mencapai $2.000 per ons.

Bahkan jika Federal Reserve mempertahankan kebijakan moneter agresifnya dan bank sentral lainnya terus menaikkan suku bunga, permintaan aset safe-haven akan terus mendukung harga emas hingga akhir tahun. Pada tahun 2022, kenaikan suku bunga bank sentral menahan harga emas. Namun, divergensi baru-baru ini antara harga emas dan imbal hasil Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) 10 tahun menunjukkan bahwa dampak ketidakpastian geopolitik dan ekonomi terhadap harga lebih kuat daripada efek biaya alternatif. Permintaan bank sentral untuk emas dapat memberikan dorongan yang lebih besar tahun ini.

Harga perak pada tahun 2023 diperkirakan akan tumbuh sebesar 6%. Bank Dunia mempertahankan pandangan bullish jangka panjang pada logam mulia.

Peningkatan produksi produk fotovoltaik surya, mobil, dan beberapa komponen elektronik (misalnya, untuk internet 5G) dapat menyebabkan permintaan meningkat dan harga lebih tinggi.

Bank Dunia juga optimis dengan platinum, meski logam mulia itu netral di awal tahun.

Menurut perkiraan Bank Dunia, harga platinum pada tahun 2023 akan tetap mendekati $1.000 per troy ounce. Pada 2024, mereka akan tumbuh 5% lagi. Permintaan juga diperkirakan meningkat tahun ini karena sektor industri, otomotif, dan investasi. Saat dunia bertransisi ke energi hijau, prospek jangka panjang untuk permintaan platinum adalah positif, mengingat penggunaannya dalam elektroliser, produksi hidrogen bebas karbon, dan sel bahan bakar.