Wall Street mengikuti arus: Pandangan pasar terhadap tindakan The Fed dan penurunan imbal hasil obligasi.

Setelah sesi trading yang dinamis pada hari Rabu, indeks utama Wall Street menunjukkan pertumbuhan. Hal yang menjadi perhatian utama adalah publikasi risalah rapat Federal Reserve. Mereka mengungkapkan pandangan hati-hati para pengambil kebijakan, sehingga mempengaruhi ekspektasi tingkat investor.

Ketidakpastian dalam perekonomian, harga minyak, dan pasar keuangan adalah alasan utama kehati-hatian The Fed. Hal ini diperkuat dengan risalah rapat yang dilaksanakan pada 19-20 September.

Sesi trading cukup berfluktuasi: indeks dimulai dengan pertumbuhan, kemudian turun sedikit, namun pada akhir sesi, indeks kembali naik dan bahkan menambah jumlahnya.

Angelo Curkafas, Ahli Strategi Investasi Senior di Edward Jones, menekankan pentingnya notulen rapat bagi investor. Dia mencatat bahwa fokus utama saat ini adalah kemungkinan kenaikan suku bunga. Namun, dia juga menyebutkan pentingnya data indeks harga konsumen (CPI) mendatang yang diperkirakan akan dirilis pada hari Kamis.

Selain itu, tercatat bahwa harga produsen di AS naik pada bulan September karena harga perusahaan energi, meskipun tekanan inflasi utama mulai menurun.

Pada akhir hari: Dow Jones menguat menjadi 33,804.87 (+0.19%), S&P 500 mencapai 4,376.95 (+0.43%), dan Nasdaq Composite ditutup pada 13,659.68 (+0.71%).

Indeks energi mengalami penurunan 1,4%, menjadi yang paling rentan di antara 11 sektor industri utama S&P. Hal ini dipengaruhi oleh anjloknya saham Exxon Mobil sebesar 3,6% setelah mengumumkan akuisisi Pioneer Natural Resources senilai $59,5 miliar. Sedangkan saham Pioneer tumbuh 1,4%.setelah mengumumkan akuisisi Pioneer Natural Resources senilai $59,5 miliar. Sedangkan saham Pioneer tumbuh 1,4%.

Sektor-sektor yang paling responsif terhadap perubahan suku bunga menunjukkan pertumbuhan paling besar: real estat menguat sebesar 2%, dan utilitas sebesar 1,6%, berkat penurunan imbal hasil obligasi negara.

Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun mencapai titik terendah dalam dua minggu. Dinamika tersebut disebabkan oleh meningkatnya minat terhadap aset aman akibat konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Penawaran umum Birkenstock Holding tidak memberikan hasil yang diharapkan, dengan saham perusahaan turun 12,6% menjadi $40,20, tidak mencapai harga awal $46.

Di sisi lain, saham Eli Lilly naik 4,5% setelah terungkap hasil penelitian positif dari pesaing Novo Nordisk tentang pengobatan defisiensi ginjal. Namun saham DaVita dan Baxter International masing-masing turun 16,7% dan 12,3%.

Di Bursa Efek New York, kenaikan terjadi pada saham-saham, sementara tren penurunan terjadi di Nasdaq.

Indeks S&P 500 mencatat 12 titik tertinggi baru dan 10 titik terendah baru. Di Nasdaq, ada 44 titik tertinggi baru dan 206 titik terendah baru.

Total volume trading di bursa AS berjumlah 10 miliar lembar saham, mendekati rata-rata volume trading 10,7 miliar selama 20 hari terakhir.