Inflasi AS Kembali Meningkat: Bagaimana Dampaknya Terhadap Dolar?

Laporan terbaru mengenai inflasi AS secara mengejutkan menunjukkan angka yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, alih-alih menunjukkan penurunan tekanan inflasi yang berkelanjutan. Dibandingkan dengan bulan Desember, PCE inti naik 0,6% di bulan Januari, membawa PCE ke 5,382% tahun ke tahun.

Federal Reserve akan mengadakan pertemuan FOMC berikutnya pada 22-23 Maret. Sebelum pertemuan ini, laporan-laporan penting akan dirilis yang akan membantu merumuskan kenaikan suku bunga berikutnya oleh Federal Reserve.

Pada tanggal 10 Maret, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis laporan ketenagakerjaan terbaru untuk bulan Februari. Kemudian pada tanggal 14 Maret, pemerintah akan merilis indeks inflasi CPI untuk bulan Januari. Kedua laporan ini akan menjadi data terbaru yang digunakan oleh Federal Reserve untuk menentukan jumlah kenaikan suku bunga berikutnya.

Untuk menghentikan pertumbuhan inflasi, the Fed akan menaikkan suku bunga lagi. Pertanyaannya adalah, berapa banyak? Akankah dolar menguat?

Indeks dolar AS turun 0,6% terhadap sekeranjang mata uang sejauh ini.

Di bulan Februari, indeks terpantau naik hampir 3%, kenaikan bulanan pertama setelah penurunan beruntun selama empat bulan. Data ekonomi AS yang dirilis dalam beberapa minggu terakhir telah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga.

Menurut FedWatch CME, ada 73,8% kemungkinan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Dan ada juga 26,2% bahwa The Fed akan lebih agresif dengan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin.