Powell menekankan perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut

Ketua Fed, Jerome Powell, berpegang pada pandangannya bahwa suku bunga harus terus naik untuk menekan inflasi. Dia juga menyarankan bahwa biaya pinjaman dapat mencapai puncaknya lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Pernyataan tersebut mirip dengan apa yang telah ia katakan pekan lalu, tetapi pada saat itu pasar mengabaikan peringatannya karena mereka tidak mengatisipasi data pasar tenaga kerja yang kuat.

Kini semua orang telah melihat laporan ketenagakerjaan terbaru, yaitu, penggajian non-pertanian naik sebesar 517.000, sementara pengangguran turun menjadi 3,4%, jelas ke mana arah Fed dan mengapa tidak akan memangkas suku bunga.

"Kami berpikir bahwa kami akan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut," ucap Powell. "Pasar tenaga kerja luar biasa kuat. Jika itu overheated, kita harus berbuat lebih banyak," tambahnya.

Obligasi dijual setelah pidato Powell karena membuka pintu untuk suku bunga puncak yang lebih tinggi pada tahun 2023 jika pasar tenaga kerja tidak mulai mendingin.

Pekan lalu, FOMC menaikkan suku bunga dasar seperempat poin persentase ke kisaran 4,5% menjadi 4,75%. Namun kini, para investor memperkirakan kenaikan suku bunga di atas 5%, mirip dengan apa yang diprediksi pejabat Fed pada bulan Desember.

Powell berpendapat bahwa pelonggaran tekanan pada pasar tenaga kerja merupakan bagian dari respons terhadap inflasi yang lebih rendah di layanan inti selain perumahan. Fed terperangah oleh kenaikan harga yang cepat pada kuartal terakhir tahun 2021, ketika inflasi, menurut ukuran pilihan mereka, naik sebesar 5%, yang jauh di atas target mereka. Meskipun beberapa angka inflasi telah turun dalam beberapa bulan terakhir, ketua Fed mengatakan bahwa mereka memerlukan "lebih banyak bukti substansial" agar yakin bahwa inflasi memang menuju penurunan.