Euro benderang bagai bintang

Tidak seperti AS, euro memulai awal pekan sambil merayap naik. Para ahli menjelaskan bahwa euro mendekati nilai tertingginya yang tidak terjadi pada dolar AS. Namun, greenback masih berharap dapat menang dalam waktu dekat dan mengungguli euro.

Menurut analis, euro berada di dekat level tertinggi selama 9 bulan akibat komentar hawkish dari anggota Bank Sentral Eropa. Di waktu yang sama, mata uang AS kehilangan sebagian keuntungannya sehingga sekarang sangat sulit untuk dipulihkan. Tren negatif USD berlanjut selama empat sesi berturut-turut. Alasannya adalah potensi pengetatan kebijakan moneter di zona euro dan kemungkinan ECB akan menaikkan suku bunga, yang kontras dengan ekspektasi kebijakan Federal Reserve yang kurang agresif.

Dalam situasi seperti itu, greenback dapat memberikan kejutan yang tidak menyenangkan dengan penguatan yang signifikan. Resesi global, meningkatnya inflasi ekonomi AS, dan gejolak geopolitik dapat menjadi penyebab perubahan dramatis. Menurut para ahli, "dasar penurunan ekonomi" dalam ekonomi AS belum tercapai, sehingga dolar bisa jatuh lebih jauh. Di bawah skenario itu, saham AS akan terjun ke level terendah baru dan investor sekali lagi akan berbondong-bondong untuk melindungi aset, terutama dolar.

Penguatan greenback yang cepat berdampak negatif terhadap ekonomi negara-negara berkembang, terutama yang memiliki persentase pinjaman dolar yang tinggi. Ingatlah bahwa penguatan USD yang berlebihan dan kenaikan suku bunga dolar membuatnya jauh lebih mahal untuk melayani pinjaman. Menurut analis, penguatan dolar lebih lanjut dan dimulainya resesi global akan memberikan tekanan pada pasar komoditas global.

Greenback saat ini jatuh, tetapi tekad Fed untuk melawan inflasi akan membantu memperkuatnya. Menurut trader dan investor, pada bulan Maret, Fed akan menaikkan suku bunga acuan ke puncak 5% dan dengan demikian mengakhiri siklus pengetatan moneter. Dengan latar belakang ekspektasi seperti itu, pasar memperkirakan penurunan suku bunga potensial pada akhir tahun 2023.

Pasar saat ini menyukai euro, meskipun beberapa analis yakin kemenangannya berumur pendek. Menurut ekonom dari MUFG Bank, perbedaan kebijakan moneter Fed dan ECB berkontribusi pada pertumbuhan EUR saat ini. Menurut prakiraan awal, suku bunga ECB akan mencapai 3% pada akhir kuartal ini. Namun, skenario ini tidak sepenuhnya diperhitungkan oleh pasar, menurut para ahli. Menurut para analis, pada awal tahun 2023, kebijakan moneter ECB dan Fed akan mengikuti jalur yang berbeda. Sementara itu, bank sentral AS siap menurunkan kenaikan suku bunga menjadi 25 bps pada pertemuan Februari jika ada tanda-tanda inflasi di AS mereda. Ini akan memperkuat euro dan meningkatkan prospek ekonomi zona euro.

Menurut pakar eknomi di ING Bank, pasangan EUR/USD akan mendapatkan keuntungan dari "perbedaan suku bunga yang menguntungkan" dari bank sentral terkemuka dalam cakrawala perencanaan jangka pendek. Menurut pengamatan, pada wave positif ini, pasangan menguji level signifikan 1.0900, namun gagal untuk berkonsolidasi pada posisi tinggi. Pada Senin pagi, 23 Januari, EUR/USD diperdagangkan di 1,0892, mencoba menahan kenaikannya.

Dalam cakrawala perencanaan jangka menengah, pasangan EUR/USD akan tetap dalam tren naik, tetapi kondisi trading yang tidak stabil dapat menghambat perkembangan selanjutnya. Jika pasangan menetap di kisaran harga saat ini, di mana tetap sebelum rilis laporan PDB AS, itu akan menjadi titik balik untuk dinamika lebih lanjut dari pasangan EUR/USD. Pasangan ini bisa naik karena kebijakan moneter yang kurang agresif dari Fed, para ahli menekankan.

Menurut perkiraan para ahli, level 1,0800 ternyata menjadi semacam tes lakmus minggu lalu, menunjukkan potensi pasangan ini. Kemampuan untuk naik di atas 1,0800, dan kemudian mencapai 1,0900 adalah kunci prospek bullish pasangan ini, kata para analis.

Saat ini, ECB akan tetap pada jalur sebelumnya yang bertujuan memperkuat kebijakan moneter dan menaikkan suku bunga. Ekonom di Commerzbank mengamati bahwa pasar menerima informasi ini secara positif. Sebelumnya, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa bank sentral "bertekad" untuk kembali ke target inflasi 2%. Dalam pertemuan terakhir yang digelar pada Desember 2022, Lagarde mengonfirmasi kemungkinan kenaikan suku bunga 50 bp dalam waktu dekat.

Banyak pelaku pasar yang yakin pada pernyataan ECB namun skeptis tentang Fed. Menurut perkiraan, ECB memiliki setiap kesempatan untuk mengungguli Fed dalam hal kebijakan moneter. Jika ekspektasi suku bunga tidak mendapat dorongan lebih lanjut, euro akan kesulitan terapresiasi terhadap dolar. Meskipun demikian, greenback menikmati peluang penguatan sekecil apa pun meskipun terdapat faktor-faktor negatif. Jika sentimen ekonomi di zona euro membaik, kekhawatiran tentang resesi akan berkurang. Ini akan memberikan awal yang baik untuk euro dan memberikan kesempatan untuk mengulur waktu untuk kenaikan baru.