Di akhir minggu, dolar dibawah tekanan dari sentimen negatif mengenai prospek lebih lanjut dari perekonomiann AS. Hal ini mengakibatkan penurunan tajam di banyak bidang. USD/JPY tanpa terkecuali.
Pada Jumat pagi, USD/JPY turun 0,6% dan turun dibawah level 136. Alasan untuk penurunan tajam adalah kelemahan umum dari greenback.
Indeks DXY turun lebih dari 0,5% di awal hari. Batas bawah tersingkir dibawah kaki dolar dengan meningkatkan kekhawatiran resesi di Amerika Serikat.
Data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan berkontribusi pada pertumbuhan dari spekulasi subjek. Laporan dari Departemen Ketenagakerjaan yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara naik elbih dari perkiraan 230.000 selama sepekan, sementara itu sejumlah orang yang menerima manfaat setelah bantuan awal minggu naik ke ketinggian 10 bulan di 1,671 juta.
Fakta bahwa pengangguran tetap stabil memperkuat pandangan pasar dari prospek yang tidak menyenangkan untuk perekonomian terbesar dunia. Amerika bisa memasuki resesi segera di tahun mendatang.
Pertanda lain dari skenario negatif adalah inversi dari kurva imbal obligasi Treasury AS. Saat ini celah antara imbal obligasi 2 tahun dan 10 tahun adalah -83,7 bps.
Mengingat seluruh faktor ini, investor khawatir bahwa risiko yang tumbuh dari perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa mendorong Federal Reserve melunakkan kebijakan moneter mereka.
Saat ini, trader memperkirakan kemungkinan bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga 50 bps pada Desember di 93%. Pada saat yang sama, sebagian besar peserta pasar percaya bahwa suku bunga akan naik dibawah 5% pada Mei mendatang.
Ekspektasi pasar yang sedikit hawkish secara signifikan membebani mata uang AS. Terhadap latar belakang ini, indeks dolar telah kehilangan lebih dari 8% ari ketinggian 20 tahun yang dicapai pada September.
Ingat kembali bahwa puncak tahun ini untuk greenback adalah 114,78. USD saat ini trading diatas 104.
Dolar mengalami kerugian terparah bulan lalu terhadap yen, yang, sebaliknya, menunjukkan dinamika terburuk diantara Grup 10 mata uang sepanjang tahun.
JPY naik lebih dari 7% terhadap greenback di November. Katalis utama adalah kenaikan dalam spekulasi mengenai perlambatan kenaikan suku bunga AS, yang mengakibatkan penurunan tajam dalam imbal obligasi Treasury AS.
Mata uang Jepang sangat sensitif terhadap perubahan dalam indikator ini, dinamika signifikannya selalu mendorong pergerakan yang sama kuat dari yen.
Saat ini, imbal obligasi pemerintah 10 tahun AS mempertahankan pertumbuhannya diatas 3,48%, yang menciptakan gambaran untuk penguatan lebih lanjut dari JPY.
Indeks Harga Konsumen AS untuk November diharapkan akan memberikan support kuat pada imbal hasil. Laporan akan dirilis tahun depan, menjelang keputusan suku bunga Fed.
Ekonom memperkirakan inflasi keseluruhan akan tetap tidak berubah di 7,7%. Jika perkiraan menjadi nyata dan kita melihat lebih banyak angka kuat, maka bisa mengubah suasana pasar secara signifikan.
Kemungkinan ini akan mengembalikan pembicaraan mengenai level akhir lebih tinggi dari suku bunga di Amerika dan kelanjutan kampanye agresif anti-inflasi.
Analis di Danske Bank melihat kenaikan lebih lanjut dalam suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) dan pesan hawkish dari ketua Federal Reserve Jerome Powell untuk CY2023. Dan juga, suku bunga netral diharapkan di 5,00-5.25%.
Para ahli berfikir bahwa kenaikan stabil pada harga adalah satu-satunya kesempatan bagi dolar untuk bertahan minggu depan dimana selain rapat Fed, keputusan suku bunga dari ECB dan Bank of England juga diperkirakan.
Untuk USD/JPY, kemungkinan akan tetap dalam fase konsolidasi hingga data inflasi konsumen AS dirilis. Sebagian besar analis memprediksi bahwa pasangan akan trading di kisaran harga sempit dari 136-137 dalam jangka pendek.
Namun, volatilitas kuat dalam aset diharapkan setelah rilis laporan utama. Tergantung pada data, dolar-yen mungkin menunjukkan baik kenaikan kuat atau kemunduran tajam pada penurunan.
Potensi selanjutnya yang dipicu untuk pasangan adalah keputusan Fed terkait suku bunga, yang akan diumumkan pada Rabu, 14 Desember.
Analisis teknikal dari pasangan USD/JPYPenurunan dibawah neckline, dibangun dari level rendah 6 Desember di 135,96, menempatkan banyak tekanan pada USD pagi ini.
Selain itu, aset USD/JPY gagal untuk tetap diatas rata-rata pergerakan eksponensial periode 200 di 137,10, yang juga menunjukkan kekuatan yen Jepang.
Sementara itu, indeks kuat relatif RSI telah bergeser ke kisaran bearish dari 20,00-40,00, menunjukkan awal dari momentum turun.
Agar semakin turun lebih lanjut, bears perlu menarik pasangan dibawah level rendah hari Jumat dari 135,77. Ini akan membawa pasangan ke babak support di 135,00, diikuti dengan level rendah 5 Desember dari 134,13.
Selain itu, penembusan diatas 200-EMA di dekat 137,00 akan membuka jalur cepat pada level tinggi hari Rabu di 137,86. pangambilan alih disana akan mengirim bulls dolar ke level tinggi 25 November dari 139,60.