Badai menghantam pasar valuta asing pada hari Selasa. Volatilitas di semua pasangan mata uang utama dolar terpantau kuat, termasuk pasangan USD/JPY. Namun, pada akhirnya, mata uang AS lolos begitu saja.
Informasi kemarin ternyata sangat penting dan oleh karena itu, para trader cukup kelelahan. Penggerak utama pasar valuta asing, dolar, bereaksi sangat tajam terhadap semua peristiwa dan benar-benar mengubah arahnya setelah rilis setiap berita.
Fluktuasi harga terbesar pada hari Selasa diamati di chart USD/JPY. Pada pagi hari, dolar menguat atas yen, karena berada dalam tekanan data ekonomi Jepang yang lemah.
Statistik PDB untuk kuartal ketiga yang diterbitkan kemarin menunjukkan penurunan tajam dalam indikator tersebut. Dalam skala tahunan, erekonomian Jepang menyusut sebesar 1,2%, sementara pertumbuhan diperkirakan sebesar 1,1%.
Penurunan pound yang begitu besar semakin meyakinkan pasar bahwa dalam waktu dekat Bank of Japan tidak akan mundur dari strategi dovishnya.
Untuk mendukung ekonomi yang rapuh, bank sentral akan terus menerapkan program stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mempertahankan suku bunga di wilayah negatif.
Ini berarti perbedaan moneter antara Jepang dan Amerika, di mana kenaikan suku bunga diperkirakan berlanjut, akan semakin lebar. Skenario ini negatif untuk yen.
Terkait faktor positif bagi mata uang Jepang, katalis terpenting tetaplah perlambatan laju pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Meningkatnya spekulasi mengenai topik ini pada minggu lalu membantu JPY menguat signifikan terhadap greenback.
Kemarin, bull yen menerima argumen lain yang mendukung fakta bahwa transisi Federal Reserve ke tindakan yang lebih dovish lebih nyata daripada yang terlihat.
Setelah rilis data inflasi konsumen di AS pada minggu lalu yang hasilnya tiba-tiba lemah, laporan harga produsen yang sama lemahnya menyusul.
Bulan lalu, indikator PPI tumbuh sebesar 8% per tahun. Ini lebih rendah daripada prakiraan (8,3%) dan nilai yang tercatat pada bulan September (8,4%).
Tekanan harga secara keseluruhan di Amerika jelas bergerak turun, dan Fed kemungkinan besar akan memutuskan untuk melakukan perlambatan, – ujar ahli strategi mata uang, Karl Schamotta.
Kembali melemahnya ekspektasi hawkish pasar lagi-lagi merugikan dolar. Begitu indeks harga produsen dirilis, greenback menguji level terendah 3 bulan yang baru di 105.35.
Dolar jatuh dalam semua pasangan mata uang, terutama terhadap yen. Semalam, pasangan USD/JPY anjlok lebih dari 150 poin, ke level 137.62.
Dorongan tak terduga untuk dolarNamun, aset dolar-yen tidak harus melemah terlalu lama. Pasangan ini memulihkan penurunannya dengan cukup cepat, kembali melonjak ke area 139.50.
Greenback didukung oleh indeks aktivitas industri Empire State dari Fed Bank of New York. Pada bulan November indikator ini ternyata meningkat dari -9,1 menjadi 4,5, melebihi ekspektasi para ekonom.
Greenback juga diperkuat oleh komentar dari beberapa anggota The Fed. Beberapa pejabat kemarin menekankan bahwa pekerjaan bank sentral untuk menurunkan inflasi masih jauh dari selesai.
Tetapi mata uang AS menerima dorongan terkuat dari semakin parahnya ketegangan geopolitik. Pada Selasa malam, media Barat melaporkan jatuhnya rudal Rusia di wilayah Polandia, yang mengakibatkan kematian dua orang. Pada saat yang sama, Moskow membantah terlibat dalam insiden tersebut.
Kini pasar khawatir serangan ke Polandia, yang merupakan anggota NATO, dapat menyebabkan konflik antara Barat dan Rusia memburuk. Dengan latar belakang ini, dolar, yang dianggap sebagai mata uang safe haven terbaik, menunjukkan pertumbuhan di semua pasangan.
Pada Rabu pagi, indeks dolar naik 0,19% menjadi 106,.63. Sementara itu, pasangan USD/JPY melonjak sebesar 0,4% dan diperdagangkan mendekati level 140.
Para analis menarik perhatian pada fakta bahwa dalam jangka pendek, dinamika mata uang utama ini akan bergantung pada berita utama seputar keadaan darurat di Polandia.
Selain itu, nilai tukarnya mungkin dipengaruhi oleh rilis data volume penjualan ritel di Amerika Serikat dan pidato pembicara Fed.
Gambaran teknikal untuk pasangan USD/JPYTerlepas dari fluktuasi indeks DXY, pasangan dolar-yen membentuk double bottom di chart, yang menyebabkan reversal bullish pada aset ini.
Mata uang utama ini naik ke atas EMA ke-20 dan ke-50 masing-masing di 139.55 dan 139.90. Ini secara signifikan meningkatkan filter ke atas.
Saat ini, indeks kekuatan relatif RSI juga mencoba bergerak ke kisaran bullish 60.00-80.00. Jika berhasil menyelesaikan skenario ini, bull dolar akan merasakan kekuatan yang lebih besar.
Jika bull berhasil menembus ke atas level tertinggi Senin di 140.80, double bottom bisa tertembus dan secara signifikan mendorong dolar. Kemudian trader akan fokus pada angka 142.49.