Meskipun telah jatuh ke bawah $21 per ounce, harga perak akan terus turun hingga akhir tahun karena permintaan investasi akan terus membebani logam yang diakibatkan permintaan fisik tidak cukup melawan lemahnya minat investor.
Metals Focus menyatakan rally pendek yang diamati awal mingg ini didorong perubahan ekspektasi suku bunga menyusul data ekonomi mengecewakan yang menunjukkan momentum melemahnya pasar tenaga kerja AS. Namun terlepas dari permintaan investasi perak yang lemah, ada permintaan global yang kuat terhadap komoditas fisik.
Pasar fisik perak India tahun ini sangat kuat, dengan total impor 6.239 ton. Para ekonom mengatakan ini adalah angka tertinggi historis ketiga, dan dengan akan datangnya musim liburan, kemungkinan besar impor akan mencapai titik tertinggi baru, melampaui rekor tahun 2015 sebesar 7530 ton.
Ada juga selera terhadap logam fisik yang tak terpuaskan karena perak di brankas London turun ke level terendah sejak 2016. Perak yang disimpan di gudang Comex juga mencapai 313 juta ounce, level terendah sejak Juni 2020. Ini menunjukkan bahwa pasar mungkin kembali menghadapi parahnya kekurangan pasokan pada tahun 2022.
Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, harga perak turun meski pasokan menipis.
Kenaikan suku bunga dan dolar AS yang lebih kuat menjadi dua faktor yang menjauhkan investor dari perak.
Metals Focus menyatakan suku bunga riil meningkat menjadi 1,7% pada bulan September, setelah memulai tahun pada -1%. Ini berkontribusi pada kenaikan tajam dolar, yang mendorongnya naik 19%. Meskipun jatuh dari level tertinggi bulan lalu, imbal hasil obligasi masih meningkat untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga selanjutnya oleh Fed.
Meskipun ekspektasi suku bunga telah turun, pengetatan selanjutnya diperkirakan akan terjadi pada tahun ini dan 2023. Akibatnya, ada spekulasi bahwa harga perak akan menghadapi tekanan jual baru menjelang akhir tahun, yang kemungkinan akan berlanjut hingga 2023 meskipun pasokan dan permintaan meningkat.