Menjelang Simposium Jackson Hole. Apa nasib yang menghantui dolar?

Simposium Jackson Hole tahun ini tidak diragukan lagi merupakan acara yang paling dinanti bulan ini. Gubernur bank sentral, bankir, dan analis akan menghadapi latar belakang ekonomi yang unik, tentu sangat berbeda dari simposium tahun lalu. Tahun lalu, inflasi ada di sekitar 5%, dan sebagian besar gubernur bank sentral serta politis percaya bahwa inflasi hanya sementara. Asumsinya adalah bawah inflasi disebabkan rantai pasok yang merupakan komponen penting peningkatan inflasi akan hilang dengan sendirinya.

Mengingat inflasi saat ini mencapai 8,5%, pelaku pasar sedang bersiap mendengar pidato utama Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan kita saksikan pada hari Jumat. Semua pihak saat ini berharap Powell mau bersikap keras pada kebijakan moneter agresif dengan menaikkan suku bunga untuk mengurangi inflasi secara efektif, nilai inflasi masih pada level tertinggi dalam 40 tahun. Meskipun demikian, pidato yang dinanti ini mengandung tingkat ketidakpastian yang ekstrem: apakah The Fed akan memberikan tanggapan agresif atau sebaliknya, skenario di mana Powell mengatakan bahwa The Fed akan menaikan suku bunga agresif dengan santai.

Powell bisa saja mengambil sikap yang lebih dovish berdasarkan laporan terbaru yang mengindikasikan penurunan tajam dalam ekonomi AS. Sebuah laporan penjualan rumah baru menunjukkan bahwa angka penjualan telah jatuh ke level terendah dalam enam tahun. Indeks S&P Global di sektor jasa AS turun dari 47,3 menjadi 44,1. Ini merupakan penurunan kelima berturut-turut, menunjukkan kinerja terlemah sejak Mei 2020. Selain itu, indeks manufaktur AS turun dari 52,2 menjadi 51,3, level terendah dalam dua tahun.

Powell dihadapkan pada dilema karena langkah yang diambil untuk mengurangi inflasi dapat dengan mudah mengakibatkan penurunan ekonomi yang lebih dalam, sehingga dapat mengarah pada langkah besar yang akan menjerumuskan ekonomi AS ke dalam resesi.

Jelas bahwa The Fed sangat lambat dalam menanggapi lonjakan inflasi, dan empat rangkaian kenaikan suku bunga berturut-turut selama empat pertemuan FOMC terakhir berdampak besar yang mengarah ke penurunan ekonomi yang parah. The Fed kurang mengambil tindakan dan dianggap terlambat, sekarang mereka punya PR yang lebih sulit yaitu mengurangi tekanan inflasi tanpa penurunan ekonomi serius lebih lanjut se-efektif mungkin.

Dengan kata lain, pelaku pasar dan investor kini sedang menanti informasi terkait kebijakan moneter The Fed. Terlepas dari apa yang dikatakan anggota Fed dan Powell, pastinya akan berdampak besar pada pasar keuangan.