Hari ini dolar posisinya mulai melemah di keseluruhan perimeter pasar. Muncul pertanyaan, apa yang terjadi? tenang sebelum badai atau apakah retorika hawkish Ketua Federal Reserve Jerome Powell sepenuhnya diinvestasikan pada mata uang AS akhir-akhir ini sebagai bagian dari simposium Jackson Hole
Jika benar demikian, maka ternyata indeks dolar telah lelah bertumbuh, setidaknya untuk saat ini. Sekarang trader akan bersembunyi dan tidak akan berani melakukan taruhan besar sampai hingga acara dimulai. Reaksinya sudah tercermin di faktor simposium itu sendiri.
Dinamika dolar selanjutnya akan bergantung pada pernyataan Powell. Apabila sesuai dengan ekspektasi, dolar akan tetap berada dalam kisaran saat ini. Agar indikator berhasil kembali menyentuh atau menembus rekor tinggi tahunan berjalan di atas 109,00, diperlukan faktor baru atau penyampaian kabar tak terduga agar mendorong kurs naik.
Namun, terdapat risiko jika pidato tersebut nantinya tidak cukup hawkish. Apabila ada prediksi skenario seperti itu, mata uang AS akan kehilangan posisi yang diperoleh di sesi terakhir. Sebagian dari poin yang dicetak akan hilang apabila ketua The Fed mengungkapkan keprihatinan tentang konsekuensi dari pengetatan kebijakan moneter.
Trader akan mempelajari pidato Powell dengan hati-hati untuk melihat tanda-tanda kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Suku bunga dana federal diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 3,80% di bulan Maret 2023, naik dari 3,62% dari dua minggu lalu. Suku bunga berjangka menunjukkan peluang 60% dari kenaikan suku bunga Fed 75 basis poin pada bulan September.
Hari ini, trader dolar hanya akan fokus pada PDB AS yang mungkin meningkatkan tekanan pada dolar, karena sikap pelaku pasar terhadap prediksi resesi malah kian memburuk.
Sebagian besar pelaku pasar masih bertaruh pada penguatan mata uang AS melawan pidato hawkish The Fed. Tren kenaikan harus berlanjut hingga akhir tahun. Karena puncak inflasi dan kenaikan suku bunga sudah dekat, demikian juga reversal indeks dolar.
Dolar AS kemungkinan akan mencapai puncaknya pada kuartal keempat 2022, setelah periode siklus pelemahan terhadap sebagian besar mata uang akan dimulai tahun depan ketika ekonomi memasuki resesi dan The Fed menghentikan proses menaikkan suku bunga.
Euro tentu saja diuntungkan oleh jeda pertumbuhan dolar, tetapi mata uang tunggal tidak dapat diandalkan. EUR/USD berisiko mengalami kerugian lebih jauh dalam beberapa minggu ke depan, menurut ahli strategi UOB FX.
Untuk saat ini, tekanan downward telah mereda, dengan harga diperkirakan akan diperdagangkan antara 0,9920 dan 1,0010. Seperti inilah gambaran jangka pendeknya.
Dalam jangka waktu dua hingga tiga minggu, UOB melihat peluang pelemahan lebih lanjut. Hanya breakthrough sebesar 1,0035 akan mengindikasikan bahwa penurunan euro yang dimulai minggu lalu telah berakhir.
Namun, ada satu nuansa penting yang harus diperhitungkan. Kondisi oversold dapat mengakibatkan adanya konsolidasi selana beberapa hari. Level support selanjutnya berada di 0.9870 dan 0.9830.
IFO Jerman dan risalah ECB akan menjadi fokus pada hari Kamis. Area 1,0015 adalah resistance intraday utama. Pada penembusan lebih tinggi, terdapat risiko tekanan pendek hingga 1,0135. Apakah itu terjadi atau tidak akan tergantung pada data yang masuk.
Terutama, spread imbal hasil telah bergerak mendukung EUR/USD minggu ini. Apakah spread akan memainkan peran? ini masih merupakan pertanyaan besar. Masalah serius terkait gas dan sikap hawkish Fed yang terus berlanjut menunjukkan bahwa bulan ini kita tidak boleh sekedar mengandalkan pemulihan EUR/USD yang pertumbuhannya mungkin terhenti di sekitar 1,0100-1,0200.
Indeks iklim bisnis Jerman dari IFO Institute pada Agustus mengalami sedikit penurunan menjadi 88,5 dari 88,7 pada bulan Juli, melampaui perkiraan pasar di 86,8. Indeks untuk menilai situasi ekonomi saat ini turun ke 97,5 dibandingkan dengan nilai Juli 97,7 dan perkiraan 96,0. Indeks ekspektasi IFO yang mencerminkan perkiraan perusahaan untuk enam bulan ke depan turun menjadi 80,3 dari 80,4, tetapi ternyata jauh lebih baik daripada harapan pasar di 78,6 .
Menyusul penerbitan IFO's German Business Activity Survey, pelaku pasar menyimpulkan bahwa resesi masih membayangi agenda. Euro tidak terpengaruh oleh hasil, pertumbuhan euro sebesar 0,3% semata-mata karena dolar menurun.