Nasib buruk kembali menimpa Euro. Jatuhnya nilai pasangan EUR/USD di bawah paritas tidak memuluskan rencana mata uang tunggal.


Pasangan EUR/USD kebali ditutup dengan suram pada hari Selasa, setelah sebelumnya anjlok selama tiga hari berturut-turut.

Pada saat yang sama, greenbank harus dipaksa mundur dari posisi tertinggi selama 20 tahun setelah perilisan data statistik yang mengecewakan untuk Amerika Serikat.

Dengan begitu, indeks gabungan dari berbagai aktivitas bisnis dalam negeri dari S&P Global jatuh ke 45 poin pada Agustus, dari poin pada bulan lalu 47,7.

Laporan lainnya menunjukkan penjualan rumah baru di Amerika Serikat pada buan Juli mengalami penurunan 12.6%

Data ini juga dapat meyakinkan investor untuk menyarankan agar The Fed lebih agresif dalam menaikkan suku bunga.

Ini salah satu yang menyebabkan indeks USD turun melampaui 0.3% ke 108.50 poin. Sebelumnya indeks mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juli, naik di atas 109,20 poin.

Sembari meraih keuntungan dari kejatuhan greenback dari puncak jangka panjang, euro kini mengalami pertumbuhan korektif, menguji kekuatan resistensi pada tingkat paritas. Namun, pada sesi akhir AS, mata uang tunggal mengembalikan sebagian besar keuntungan dan kembali bergulir ke 1.0010.

Dolar berhasil meminimalisir kerugian setelah Gubenur Fed Minneapolis Neil Kashkari mengatakan bahwa bank sentral AS perlu terus menaikkan suku bunga hingga gelombang inflasi luar biasa di Amerika Serikat benar-benar mereda.

"Banyak parameter yang menunjukkan penyerapan tenaga kerja maksimum di tengan perekonomian AS yang inflasinya sangat tinggi. Ini merupakan situasi yang sangat tidak seimbang, sehingga saya mengerti kita harus memperketat kebijakan agar siyuasi segera seimbang." ujarnya.


Pasangan EUR/USD ditutup dengan kenaikan 0.2% pada hari Selasa, berakhir di level 0.9967.

Sejoli mata uang ini sedang di bawah tekanan pada Rabu setelah upaya gagal saat mengembangkan rebound pada hari sebelumnya. Pasangan ini jelas kesulitan untuk meraih momentum bullish, karena dolar masih stabil.

Faktanya adalah investor sedang waspada menjelang simposium The Fed di Jackson hole pekan ini.

Menurut para ekspert, sinyal yang datang dari acara ini dapat mematahkan atau menguatkan Dolar AS.

Terkait pidato Ketua The Fed Jerome Powell, ekspektasi mungkin masih berpusat pada ketakutan akan pidato hawkish yang menentukan hingga harapan pelunakan perkiraan kenaikan suku bunga.

"Powell kemungkinan akan mengonfirmasi bahwa The Fed akan menaikan suku bunga setinggi yang diperlukan dan sebanyak yang diperlukan." ujar seorang ahli strategi di Standard Chartered.

Skenario ini didukung oleh kuatnya pasar tenaga kerja AS dan keinginan bank sentral AS untuk menahan ekspektasi inflasi.

Ahli strategi pada Simplify Asset Management mencatat bahwa harga di pasar berjangka tingkat federal jauh dari yang sebenarnya.

"Kami percaya bahwa The Fed akan mengambil langkah lebih jauh dari ekspektasi pasar terakit kenaikan suku bunga. Kami merasa inflasi tidak akan mencapai 2-3% tahun depan. Namun kami dapat memprediksi skenario yang lebih masuk akal terkait kenaikan suku bunga yaitu hingga 4% atau lebih." kata mereka

Dalam skenario ini, indeks USD kemungkinan akan bergerak ke 120 atau 10% lebih tinggi dari level saat ini.

Namun alternatif lain yaitu apabila Powell belajar dari keadaan 2018. Ia kemungkinan akan memberikan ide kenaikan suku bunga lebih lanjut dan membuat pasar takut, indeks S&P 500 turun hampir 20% dari level puncaknya. Dengan demikian, nada bicara The Fed menjadi halus, dan enam bulan kemudian bank sentral menurunkan suku bunga.

Sinyal bahwa The Fed mengurangi tekanan pada pasar mengindikasikan bahwa greenback siap untuk membentuk puncak dan berbalik arah ke 103. Kemungkinan yang pasti adalah ini akan menjadi awal dari penarikan dolar yang lebih lama dan lebih dalam.

Ternyata ini merupakan skenario yang dikutip oleh para pemain Wall Street.

Indeks saham utama AS stabil setelah dua hari dilanda kerugian besar, data statistik lemah dari Amerika Serikat meredakan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga Fed.

"Dalam artian tertentu, ini merupakan kabar menyejukkan bagi pasa: semakin lunak data saat ini, semakin sedikit yang harus dilakukan," ujar analis ING.

Pada saat yang sama, mereka percaya bahwa tidak banyak alasan untuk mengharapkan perubahan nada dari The Fed pada simposium di Jackson Hole minggu ini.

"Mungkin masih terlalu dini untuk menyimpulkan. Apabila kita mulai memberi sedikit bantuan pada pasar agar keadaan membaik sedikit demi sedikit, ada potensi merusak posisi kita sendiri." kata ahli strategi ING.

Mereka tidak dikejutkan oleh singkatnya koreksi dolar setelah penerbitan data aktivitas bisnis AS untuk bulan Agustus yang tergolong lemah.

Kurangnya alternati menarik menunjukkan bahwa USD masih mampu menyentuh 110,00 pada penghujung pekan ini apabila Ketua The Fed J. Powell mampu meyakinkan untuk tetap berpegang pada pesan hawkish yang ia berikan pada hari Jumat lalu." ujar bank.

Sudut pandang ini diberikan oleh analis Brown Brothers Harriman.

Menurut mereka, apabila Powell menyampaikan komentar agresif pada simposium Jackson Hole minggu ini, mata uang AS akan menerima stimulus baru untuk pertumbuhan.

"Senyum dolar masih bertahan. Kurs AS ini masih menguat selama periode keunggulan dan periode kegalauan ekonomi AS." kata Brown Brothers Harriman.

Pada hari Kamis, Amerika Serikat akan menerbitkan perkiraan kedua dari PDB kuartal kedua AS. Para analis memperkirakan bahwa ekonomi AS menyusut 0.8% selama periode ini. Perkiraan pertama adalah penurunan PDB senilai 0.9%

Data ini sepertinya tidak akan berdampak signifikan pada suku bunga USD, shingga Powell dan rekan-rekannya baru-baru ini menyatakan kesiapan mereka untuk menolerasi beberapa kontraksi ekonomi Amerika jika perlu untuk mengekang inflasi.

Sementara itu, risiko resesi di AS dapat mengarah pada kemungkinan gubenur bank sentral Eropa dipaksa ikut menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang dilakukan oleh The Fed bari-baru ini.

Perbedaan pertumbuhan suku bunga antara Bank Sentral Eropa dan The Fed menguntungkan dolar dan merugikan euro.

Mata uang tunggal anjlok di atas 12% terhadap dolar tahun ini, jatuh di bawah paritas dalam duka dekade terakhir.

Melemahnya euro membangkitkan ingatan kita terhadap awal eksistensi mata uang ini. Ketika mata uang euro pertama kali diperdagangkan, nilainya di bawah paritas terhadap dolar dan dihantui oleh krisis kepercayaan, kata ekonom ING.

Untuk pertama kalinya, EUR jatuh ke paritas terhadap USD pada Desember 1999, kurang dari setahun setelah lahirnya Euro. Titik terlemahnya adalah pada tahun 2000 ketika nilai euro di bawah 85 sen.

Euro memerlukan sekitar tiga tahun untuk pulih kembali di atas paritas. Sejak saat itu, euro selalu diperdagangkan di atas dolar bahkan ketika krisis utang negara di 2010-an yang hampir menghancurkan euro.

Kali ini, melemahnya euro tidak dipengaruhi beban kepercayaan yang ditanggung mata uang ini namun lebih karena realitas ekonomi, termasuk masalah energi di wilayah itu, ahli strategi ING mengungkap.

"Apabila Anda memperhatikan paritas eur/usd, Anda mungkin merasa bahwa nilainya murah. Namun sebenarnya nilai euro terganggu oleh krisis energi dan Anda tidak dapat mengesampingkan fakta bahwa dari sini EUR akan turun 10 poin lagi," kata mereka.

Ahli strategis lainnya sepakat bahwa risiko yang ada akan memaksa pengurangan. Analis Morgan Stanley memperkirakan bahwa euro akan anjlok ke level $0,97 pada kuartal ini, rekor ini tidak terlihat sejak awal 2000-an. Analis JPMorgan memperkirakan mata uang tunggal akan berada pada angka $0,95 pada paruh kedua tahun ini,

Analis Nomura membidik nilai tukar euro terhadap dolar akan mencapai $0.97 pada akhir September, setelahnya mata uang tunggal kemungkinan akan bergerak cepat ke $0.95 atau lebih rendah.

Ahli ekonomi Deutsche Bank telah memprediksi bahwa jatuhnya euro menjadi $0,95-0,97 akan sesuai dengan nilai ekstrim historis nilai tukar sejak akhir yang disebut sistem Bretton Woods pada tahun 1971, ini mematok nilai banyak mata uang terhadap dolar AS. Meskipun demikian, menurut mereka level ini mungkin akan tercapai jika terjadi resesi di zona euro.

Dengan demikian, dalam beberapa bulan ke depan akan mungkin untuk mengonsolidasikan EUR/USD pada kisaran 0.9500-1.0000. Dalam perspektif jangka panjang, dengan stabilnya harga energi, dan berkurangnya kelambatan ECB dari The Fed terkait pengetatan kebijakan moneter, pasangan ini kemungkinan akan kembali ke 1,1000 atau lebih.

Pemulihan EUR/USD terakhir lebih tepat disebut koreksi teknis alih-alih pembalikan

Apabila pasangan ini mukai menggunakan level 0.9950 sebagai support, keduanya akan menghadapi penghalang intermediate pada level 0.9980 sebelum menguji paritas.

Di sisi lain, angka 0.9900 berperan sebagai support awal sebelum mencapai 0.9850 dan 0.9800.