Akhir pekan ini ternyata sangat memprihatinkan untuk bulls dolar. Mata uang AS turun tajam hampir ke semua arah dan menunjukkan penurunan terkuat dalam dua pekan.
Apa yang menyebabkan pelemahan greenback?Kemarin, dolar merosot terhadap sebagian besar lawan utamanya dan mengakhiri hari di dekat level terendah terbaru.
Salah satu alasan untuk penurunan keras USD adalah meningkatnya kekhawatiran mengenai resesi. Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland, Loretta Mester, semakin menambah bara pada api.
Sepanjang pidatonya, pejabat itu mengusulkan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, tapi menarik perhatian ke meningkatnya risiko perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat.
Selain itu, Mester mengatakan bahwa Amerika akan mengalami kesulitan dengan persediaan untuk beberapa waktu. Ini menandakan bahwa ancaman resesi tidak akan pergi dalam waktu dekat, tapi akan terus tumbuh.
Faktor negatif lainnya untuk dolar adalah penilaian pesimis terhadap data pasar buruh AS, yang akan dirilis hari ini.
Laporan utama dalam sektor non agrikultur AS akan memberikan gagasan bagaimana situasi yang sedang berlangsung dalam ekonomi Amerika.
Banyak pakar percaya bahwa pasar buruh AS terus berada di bawah tekanan kuat. Mereka mengharapkan kenaikan dalam jumlah orang yang dipekerjakan dalam sektor non-agrikultur hanya 250.000 pada bulan Juli, sementara pada awal musim panas indikator NFP menunjukkan kenaikan 372.000.
Menjelang perilisan data ketenagakerjaan AS yang dinantikan, indeks dolar mempercepat laju penurunan. Pada malam Jumat, indeks turun 0,68%, yang merupakan penurunan terbesar sejak 19 Juli.
EUR/USD
Greenback mengalami kerugian paling signifikan dalam berpasangan dengan euro. Dalam semalam, mata uang tunggal itu naik 0,8% dan diperdagangkan di $1,0238.
Sementara itu, kebanyakan analis yakin bahwa keunggulan mata uang Eropa akan berlangsung singkat, karena kekhawatiran mengenai krisis energi di UE tetap ada.
Kebuntuan mengenai kembalinya turbin Nord Stream, dimana Kremlin mengatakan menahan pasokan gas ke Eropa, tidak menunjukkan tanda-tanda resolusi pekan ini.
Berdasarkan ini, para pakar percaya bahwa pasangan EUR/USD akan diperdagangkan di bawah paritas bukan hanya dalam masa depan jangka pendek, tapi juga dalam sudut pandang beberapa pekan mendatang.
GBP/USD
Keputusan Bank of England kemarin pada suku bunga tidak mengejutkan pasar. Karena banyak ekonom memprediksi, bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps untuk melawan inflasi yang mencapai rekor tertinggi.
Ini adalah kenaikan suku bunga keenam di Inggris sejak Desember tahun lalu, tapi kali terakhir BoE menaikkan suku bunga 50 bps adalah pada 1995.
Para pakar percaya bahwa kenaikan tajam dalam indikator itu akan memicu kenaikan dalam pound, tapi reaksi awal pasar, sebaliknya, GBP/USD bergerak ke bawah.
Alasan untuk pelemahan pound adalah perkiraan negatif BoE terhadap pertumbuhan ekonomi. Politisi berharap bahwa pada akhir 2022, Inggris akan jatuh ke jurang resesi yang paling dalam sejak krisis keuangan global, yang akan berlangsung selama lima kuartal.
Terkait kekhawatiran mengenai perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi, GBP/USD turun ke 1,2064, tapi mampu pulih 100 poin sebelum hari perdagangan ditutup. Pada awal Jumat, pound tetap stabil di $1,2157.
USD/JPY
Dolar juga menunjukkan dinamika negatif yang kuat terhadap yen Jepang semalam. USD/JPY turun hampir 0,7% ke 132,9.
Mengingat bahwa awal pekan ini, greenback menunjukkan kenaiakn tajam terhadap yen, sementara komentar-komentar hawkish oleh para anggota Fed kembali meningkatkan celah antara imbal hasil obligasi AS dan lawan dari Jepangnya.
Terlepas dari perbedaan moneter saat ini, USD/JPY sekarang pada jalurnya untuk menuju penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
AUD/USD
Selain itu, pelemahan dolar secara umum menguntungkan mata uang Australia. Dalam semalam, aussie menguat terhadap lawan dari ASnya sebesar 0,2% ke 0,6970.
Pertumbuhan mata uang komoditas difasilitasi oleh kenaikan dalam nilai emas. Logam mulian ini mencapai level tertinggi bulanan yang baru di $1.790.
Rally emas disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika dan China. Hubungan keduanya memburuk karena kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan.
Apa yang dapat menyelamatkan dolar?Terlepas dari tumbuhnya ketegangan menjelang perilisan statistik ketenagakerjaan di Amerika, pagi ini dolar kesulitan untuk menguat setelah kemarin turun.
Ketika menyiapkan materi, indeks dolar naik 0,18% ke level 105,88.
Pemicu utama pertumbuhan untuk USD adalah kabar mengenai promosi undang-undang dalam Senat AS untuk menurunkan inflasi.
Mengingat bahwa pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menyampaikan rancangan undang-undang yang dirancang untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan rakyat dan mendorong warga Amerika untuk membeli panel surya dan mobil listrik dengan memperkenalkan manfaat pajak yang baru untuk mereka.
Menurut pimpinan Amerika Serikat itu, undang-undang untuk mengurang inflasi akan memulihkan pertumbuhan ekonomi Amerika melalui investasi yang besar dalam energi bersih.
Berbicara kepada CEO General Motors, Kaiser Permanente dan Cummins pada hari Kamis, Biden mendesak Senat untuk menyetujui ruu.
Pagi ini diketahui bahwa meskipun ditentang oleh Republik, Demokrat berencana untuk meloloskan ruu tanpa dukungan mereka melalui proses parlemen yang dikenal sebagai rekonsiliasi.
Reuters melaporkan bahwa ruu dapat disetujui paling cepat hari Sabtu.