USD merosot ke level terendah 3 pekan melawan JPY

Kemarin, tren kenaikan selama 2 hari pada USD/JPY berhenti. Sepanjang hari perdagangan, pasangan ini menyentuh level terendah 3 pekan. Mengapa greenback kolaps? Berapa lama mata uang itu akan tetap dalam zona merah?

Pada Kamis malam, indeks dolar, yang mengukur greenback melawan enam mata uang lain, bergeser 0,59% lebih rendah ke 106,28, mendorong yen lebih tinggi.

Kemarin, USD/JPY kehilangan hampir 1%, datang di 135,105, tak terlihat sejak 6 Juli.

Penjualan dolar dimulai tepat setelah rapat FOMC. Regulator tersebut mengangkat suku bunga kembali sebesar 0,75%, sesuai ekspektasi.

Permintaan untuk greenback turun menyusul pernyataan Jerome Powell. Pengambil kebijakan itu mengisyaratkan bahwa Fed dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Ia mengatakan bahwa suku bunga telah mencapai "level netral", yang berarti perlambatan potensial dalam laju kenaikan suku bunga.

Powell menekankan bahwa Fed semakin menjauh dari pedomannya. Sehingga ukuran kenaikan suku bunga kemungkinan akan ditentukan langsung pada tiap rapat.

Powell ternyata kurang hawkish dari yang dikhawatirkan pasar. Terkait hal ini, imbal hasil obligasi pemerintah menurun.

Imbal hasil pada obligasi pemerintah 10 tahun turun 4 basis poin ke 2,78%, sementara imbal hasil Treasury 2 tahun turun ke 2,98% karena komentar Powell.

Inversi kurva imbal hasil AS masih di level tertingginya sejak tahun 2000. Para pakar melihatnya sebagai sinyal untuk penurunan ekonomi yang akan datang. Hari ini, AS akan menyaksikan perilisan data mengenai PDB kuartal 2. Angkanya diperkirakan turun ke 0,5 dari 1,6% dalam periode sebelumnya. Jika hasilnya sesuai dengan perkiraan, itu akan menandakan resesi teknis di AS.

Data yang berpotensi mengecewakan dari AS, yang dapat mempengaruhi laju pengetatan moneter lebih lanjut, memberikan dukungan untuk bears USD/JPY.

Hari ini, yen menguat terhadap dolar terlepas dari komentar terbaru Gubernur Deputi Bank of Japan Masayoshi Amamiya.

Pada hari Kamis, pejabat itu mengatakan bahwa regulator Jepang sebaiknya tetap pada kebijakan moneternya yang longgar karena pemulihan ekonomi yang tidak berkelanjutan dan ketidakpastian seputar pertumbuhan upah.

Sehubungan dengan sikap dovish BoJ, USD/JPY kemungkinan besar akan melanjutkan tren penurunan.

Celah yang lebar antara suku bunga di AS dan Jepang akan mendukung greenback. Oleh karena itu, penurunan terbaru dalam dolar sebaiknya dilihat hanya sebagai pullback.

Dalam jangka pendek, para analis memperkirakan USD/JPY akan melanjutkan tren kenaikan dari level 135 ke 140.