Aksi jual obligasi AS meningkat dan saham jatuh pada hari Rabu karena investor mengantisipasi pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve untuk melawan inflasi yang tinggi.
Imbal hasil Treasury bertenor 10-tahun melebihi 2,6%, kembali ke kisaran trading 2018 dan 2019. Sementara itu, Nasdaq 100 turun 2,38% dan S&P 500 turun 1,2%.
Trader FX memperkirakan pengetatan Fed paling tajam dalam hampir tiga dekade setelah Gubernur Fed Lael Brainard menyatakan bank sentral AS tersebut akan mulai mengurangi neraca dengan cepat pada awal Mei.
"Fed harus memperketat kondisi keuangan untuk menguatkan tingkat pengangguran dan ketika Fed telah melakukan itu di masa lalu, selalu mengakibatkan resesi," jelas mantan presiden Federal Reserve New York, William Dudley.
Indeks Stoxx50 menurun drastis selama sebulan, sementara sektor teknologi dan industri otomotif juga menurun.
Kerugian terjadi di tengah risalah Fed yang dijadwalkan rilis pada hari Rabu yang akan memberikan petunjuk tambahan untuk laju kenaikan suku bunga dan apa yang disebut pengetatan kuantitatif, proses bank sentral mengurangi kepemilikan obligasi.
Isolasi Rusia yang berkembang karena permusuhan di Ukraina juga dapat semakin mengganggu arus komoditas dan menekan kenaikan harga. Sanksi baru terhadap Moskow diperkirakan. Sebelumnya, Kementerian Keuangan Rusia menyatakan pembayaran Eurobond dikirim dalam nilai Rubel setelah bank asing menolak untuk memproses pembayaran kupon, meningkatkan ancaman default teknikal.
Peristiwa penting minggu ini:
Risalah Federal Reserve, RabuLaporan persediaan minyak mentah EIA, RabuJames Bullard dari St. Louis Fed, Rafael Bostic dari Fed Atlanta, Charles Evans dari Fed Chicago berbicara di acara terpisah, KamisKeputusan Suku Bunga Reserve Bank of India, Jumat