Saham tergelincir pasca rilis laporan inflasi

Pasar saham AS dua hari lalu memasuki koreksi, dengan jatuhnya saham kemarin. Pasangan mata uang yang mengandung USD kemarin juga menunjukkan pergerakan yang cukup kuat. Laporan inflasi AS untuk Oktober berada di balik perilaku pasar tersebut. Pelaku pasar bersiap melihat lonjakan tingkat inflasipada bulan Oktober. Namun, mereka tidak mengharapkannya meningkat menjadi 6,2% y/y, lonjakan inflasi terbesar dalam 30 tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan, bahwa kemarin pasar bergejolak. Beberapa jam kemudian, greenback menguat terhadap pasangan-pasangan utamanya, sehingga mempertahankan momentum kenaikannya di tengah kenaikan harga terbesar. Sementara itu, indeks saham AS turun pasca rekor lonjakan inflasi AS dan kemungkinan akan tetap dalam tren menurun. Tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi di pasar saham saat ini. Faktanya, indeks saham biasanya turun ketika inflasi naik.

Ada korelasi langsung di sini. Semakin tinggi inflasi AS, semakin besar kemungkinan program pelonggaran kuantitatif akan berkurang lebih cepat dan suku bunga akan dinaikkan lebih cepat. Dengan kata lain, Federal Reserve kemungkinan akan memperketat kebijakan moneternya lebih awal. Dalam beberapa bulan terakhir, Jerome Powell dan Janet Yellen mengatakan inflasi hanya sementara. Namun, belum lama ini, Jerome Powell mengisyaratkan bahwa inflasi mungkin akan terus tinggi lebih lama dari yang diperkirakan dan akan mulai melambat pada 2022. Penting jika inflasi mulai turun pada awal 2022 dan tidak melonjak ke 6,2%. Lain ceritanya ketika inflasi kemungkinan akan mulai turun dalam enam bulan terakhir tahun 2022 dan terus tumbuh hingga saat itu. Jika demikian, Federal Reserve mungkin mempercepat laju pengurangan QE. Jika tidak, Federal Reserve kemungkinan akan berada di bawah tekanan pasar yang kuat. Lagi pula, inflasi yang tinggi seharusnya meningkatkan selera risiko yang dapat meningkatkan keuntungan investor dan menyelamatkan modal mereka dari kehilangan nilai. Pada saat yang sama, semakin tinggi inflasi, semakin baik peluang pengetatan kebijakan moneter sebelumnya oleh Federal Reserve. Bagaimanapun, indeks saham dapat memperpanjang kenaikan dalam beberapa bulan ke depan. Pada saat yang sama, di tengah diabaikannya QE secara bertahap, pasar dan ekonomi akan kembali normal seiring waktu. Akibatnya, pasar juga bisa menghadapi arus modal keluar.