Bank of America: Stagflasi tidak cukup untuk menyimpan emas

Analis dari Bank of America mengatakan bahwa pasar emas tetap terjebak dibawah $1.800 per ons, dan bahkan resiko yang tumbuh dari stagflasi dalam waktu dekat tidak akan cukup untuk mendukung harga-harga.

Analis mencatat dalam sebuah laporan yang dirilis minggu lalu bahwa logam mulia melanjutkan untuk menghadapi rintangan signifikan karena bank sentral mempercepat rencana mereka untuk menormalisasi kebijakan moneter.

Ekonom mengatakan bahwa ancaman saat ini dari stagflasi dibedakan dari periode lain dimana emas telah naik pada pasar tenaga kerja terus bertahan dengan relatif baik. Mereka mencatat bahwa tidak seluruh periode stagflasi sama dan menambahkan ukuran stagflasi dengan menggunakan indeks Kemiskinan adalah gabungan dari inflasi dan pengangguran.

Dapat diingat kembali bahwa indeks kemiskinan dan kuotasi harga emas menyimpang dalam beberapa bulan ini selama satu periode dari 1971 menjadi 1981 ketika angka kemiskinan mendorong dua pasar bull bagi emas. "Indeks kemiskinan" tetap dibawah level 12,5%, yang sesungguhnya berkontribusi terhadap pertumbuhan stabil dari emas di masa sebelumnya.

Meskipun terdapat fakta bahwa krisis cadangan global mendorong harga energi bersamaan dengan inflasi, Bank of America mengatakan bahwa harga-harga saat ini dibawah level yang sebelumnya menyebabkan masalah bagi perekonomian global. Di tahun 1970an, harga energi tinggi berkontribusi pada stagflasi. Harga miyak mentah West Texas Intermediate (WTI) telah naik sejak awal tahun ini pada 70%, yaitu ke $82,51 per barel selama periode terakhir.

Analis mengatakan bahwa inflasi yang meningkat mengakibatkan kenaikan nominal dan suku bunga riil, yang meningkatkan biaya peluang dari emas. Menurut perkiraan Bank of America, imbal obligasi AS akan naik ke 1,90% pada triwulan keempat 2022. Pada waktu yang sama, indeks harga konsumen AS diperkirakan akan sekitar 2,4% pada akhir tahun mendatang.

Mereka juga mengatakan bahwa imbal obligasi dapat dipangkas di 2% sebelum masalah naik bagi perekonomian AS dan pasar saham.