Saham AS Jatuh Di Tengah Berita Bahwa The Fed Akan Menaikkan Suku Bunga Lebih Awal Dari Yang Telah Dijadwalkan

Saham AS jatuh setelah Ketua Fed Jerome Powell mengisyaratkan akan adanya dua kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun 2023. Sementara, S&P 500 telah mencatat penurunan terbesarnya dengan penurunan lebih dari 0,5%. Di sisi lain, dolar naik terhadap mata uang dunia lainnya.

Imbal hasil Treasury 10-tahun juga naik dari posisi terendah setelah hampir tiga bulan, sementara obligasi 5-tahun dan 7-tahun turun secara signifikan.

Imbal hasil melonjak setelah pejabat Fed mengatakan akan segera melonggarkan program yang mereka terapkan untuk mendukung perekonomian selama pandemi COVID-19.

Michael Contopoulos, direktur di Richard Bernstein Advisors, mengatakan bahwa keputusan tersebut jelas hawkish, dan mendukung gagasan reflasi.

Namun untuk saat ini, suku bunga akan tetap berada pada 0%-0,25%, yang berlaku sejak Maret 2020. Pembelian obligasi juga akan tetap di $120 miliar per bulan, hingga AS pun melihat kemajuan signifikan dalam ketenagakerjaan dan inflasi.

Dalam sebuah konferensi pers, Powell mengungkapkan bahwa ada sebanyak 13 pejabat yang telah mendukung setidaknya satu kenaikan suku bunga pada 2023, sementara 11 pejabat lainnya mengatakan akan ada 2 kenaikan suku bunga. Sementara itu, 7 pejabat mengatakan tarif dapat meningkat pada awal 2022.

Ryan Detrick, seorang kepala strategi pasar di LPL Financial, mengatakan pengumuman tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan.

Acara penting lainnya untuk minggu ini adalah:

- laporan anggaran Federal (Kamis);

- pertemuan kebijakan Swiss National Bank dan Norges Bank (Kamis);

- rapat kebijakan Bank of Japan (Jumat).