Cadangan Minyak Akan Turun Tajam Pada Bulan Agustus

Minyak telah mencapai harga $ 70 pada minggu lalu setelah OPEC mengatakan permintaan akan melebihi pasokan dalam beberapa bulan mendatang. Karena alasan itulah Arab Saudi menaikkan harganya menjadi $ 1.90 per barel.

Arab Saudi sendiri telah mengirimkan lebih dari 60% ekspornya ke Asia. Dan pembeli utamanya adalah Jepang, China, India, dan Korea Selatan. Menurut Bloomberg, Arab Saudi mengirimkan sekitar 6.1 juta barel minyak per hari ke Asia pada bulan lalu.

Akan tetapi OPEC mengatakan bahwa pasokan akan turun sangat tajam pada bulan Agustus, karena permintaan akan meroket disebabkan banyak negara akan mulai mencabut pembatasan karena pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, OPEC dan sekutunya memutuskan untuk tetap pada rencana mereka bahwa akan meningkatkan produksi pada bulan Juni dan Juli.

Selain itu, kenaikan harga minyak belakangan ini telah memicu kekhawatiran akan percepatan inflasi, sehingga banyak yang meminta koalisi untuk meningkatkan produksinya.

Pihak OPEC sendiri sebenarnya telah mengurangi produksi pada Mei tahun lalu, tetapi saat ini telah mengurangi pemotongan menjadi sekitar 6 juta barel per hari.

Sebagian besar negara penghasil minyak juga telah menetapkan harga jual resmi mereka setiap bulannya. Harga Saudi Aramco merupakan patokan untuk pasar minyak, dan sering menjadi tren di negara-negara seperti Irak dan Kuwait.

Berkenaan dengan negosiasi kesepakatan nuklir 2015, saat ini negosiasi tersebut menemui jalan buntu, tetapi jika para pihak mencapai konsesus, sanksi AS terhadap minyak Iran akan dapat dicabut.