S&P 500, grafik harian.
Indeks S&P 500 jauh diatas rata-rata pergerakan 50 hari. Grafik menunjukkan bahwa harga mundur ke MA dengan regular.
Minggu ini, Dewan Gubernur ECB akan mengadakan rapat. Peserta pasar memperkirakan regulator akan mempertahankan kebijakan moneter ultra-loose tidak berubah.
Situasi COVID-19 diseluruh dunia: Pada 14 April, terdapat 840K kasus infeksi baru yang tercatat. Angka yang sama tercatat pada 9 Januari selama gelombang kedua pandemi. India memiliki tingkat infeksi harian tertinggi sebesar 260 ribu kasus dibandingkan dengan negara lainya. Tidak termasuk data India, tingkat infeksi global saat in idiperkirakan 30% lebih rendah dibandingkan dengan Januari.
Indeks saham utama AS ditutup 0,3%-0,5% naik minggu lalu. Pasar saham China naik 2%, sementara itu saham Jepang naik 0,2%.
BRENT turun 0,3% menjadi $66,50 per barel. Standar acuan diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran 65.00-69.00. Harga naik minggu lalu ditengah kenaikan pasar saham dan pemulihan perekonomian AS. Dalam hal ini, pasar saham AS memasuki koreksi, harga dapat jatuh karena gelombang COVID-19 ketiga dan risiko yang ditimbulkannya terhadap ekonomi dunia.
WTI kehilangan 0,3% menjadi $ 63,00 barel selama awal perdagangan. Benchmark diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran 62.00 - 66.00. Harganya sedang naik. Namun, tren kenaikan di pasar minyak tidak sekuat pasar saham AS. Harga mencapai tertinggi pada 8 Maret. Ini berarti bahwa tren naik memperlambat kecepatannya dan level 67,50 dan 71,50 akan memberikan resistensi substansial terhadap WTI dan Brent masing-masing.
Kesimpulan: Pasar mengharapkan keputusan ECB tentang kebijakan moneter pada hari Kamis dan data makroekonomi baru dari Amerika Serikat. Pelaku pasar juga fokus pada situasi COVID-19 di Eropa. Koreksi yang kuat di pasar saham AS sangat mungkin terjadi.