Indeks dolar AS kembali menyusul yield Treasury. Mengingat penerapan paket stimulus baru, yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap di atas 1,6%. Pada gilirannya, USD mendominasi pasangan dolar utama, yang mencerminkan peningkatan minat dari investor. Jumat lalu, Joe Biden menandatangani paket bantuan bernilai hampir $1,9 triliun, dan disusul oleh penerimaan bantuan langsung senilai $1.400 bagi warga Amerika keesokan harinya. Menurut pers lokal, pihak berwenang telah menyederhanakan prosedur untuk mendapatkan dana ini sebanyak mungkin: departemen pajak secara mandiri menentukan apakah seseorang sesuai dengan kategori penerima bantuan keuangan. Sistem tersebut akan memungkinkan mereka mengeluarkan dana yang dialokasikan untuk tujuan ini dengan cepat. Perlu diingat bahwa kami membahas dana senilai $410 miliar, yang saat ini menjadi bantuan langsung terbesar kepada warga Amerika sepanjang sejarah Amerika Serikat.
Mengingat volume yang begitu besar dan laju pesat dalam memompa perekonomian dengan uang aktual, muncul pertanyaan yang wajar: ke manakah dana-dana ini akan "mengalir"? Di sini, para ahli memiliki berbagai pendapat. Mayoritas dari mereka percaya bahwa orang akan terburu-buru masuk ke pasar saham, memicu rally. Para pendukung skenario ini mengingat bahwa masuknya likuiditas yang terkait dengan paket stimulus sebelumnya membantu saham AS naik ke nilai rekor. Berdasarkan riset sosiologis terkini, warga AS siap mengirimkan sekitar 40% dana bantuan tambahan yang diterima pasar saham.
Sementara itu, analis konglomerat perbankan lainnya percaya bahwa warga Amerika tidak akan mengikuti kebijakan agresif "beli segalanya" saat ini. Masalah yang cukup besar di sini adalah pertumbuhan yield obligasi, yang memicu penjualan besar-besaran saham populer di kalangan investor ritel. Kurangnya dorongan pertumbuhan yang kuat untuk saham-saham terkemuka mungkin berperan. Selain itu, mata uang digital juga harus diperhatikan. Misalnya, harga Bitcoin melampaui angka 60.000, sementara penduduk AS mulai menerima bantuan langsung pertama mereka Sabtu lalu. Menurut para ahli yang diwawancarai oleh CBS News, kedua fakta ini saling berhubungan. Mereka menyatakan bahwa warga Amerika membeli mata uang digital karena harga sangat murah, yang telah mengurangi daya tarik obligasi dan aset lainnya.
Namun, sekarang masih terlalu dini untuk mengatakan kesimpulan pasti tentang masalah ini. Jika kita mulai dari fakta, maka kita hanya dapat menyatakan satu keadaan: ekonomi AS mulai dipompa dengan uang sungguhan, dan dampaknya dapat segera diperkirakan. Tapi, pertanyaan yang bisa diperdebatkan apakah orang akan bergegas ke pasar saham, berinvestasi dalam koin digital, atau menunjukkan ledakan konsumen. Sekain itu, harus diingat juga bahwa warga Amerika memiliki akumulasi dana signifikan selama periode pembatasan karantina, sejumlah $1,5 triliun menurut ekonom Bloomberg. Jika uang ini "terbuang percuma" pada paruh kedua tahun ini, maka indikator inflasi benar-benar dapat menunjukkan lonjakan pertumbuhan, yang memperingatkan akan terjadinya "overheating" ekonomi.
Prospek tersebut memungkinkan dolar AS mendapatkan dorongan, termasuk dalam pasangan mata uang Euro, yang memiliki masalah sendiri sehubungan dengan vaksinasi Eropa. Kemarin, diketahui bahwa Belanda dan Irlandia, menyusul negara Uni Eropa lainnya, menangguhkan vaksinasi penduduk terhadap virus corona dengan perusahaan obat AstraZeneca. Sebelumnya, Norwegia, Denmark, dan Austria mengumumkan keputusan serupa. Perlu dicatat bahwa vaksinasi dihentikan sementara selama dua minggu karena informasi tentang pembentukan gumpalan darah pada mereka yang divaksin. Ini bukan satu-satunya kesulitan besar yang memperlambat laju vaksinasi penduduk Eropa terhadap COVID-19. Kesulitan lainnya juga termasuk penundaan birokrasi, gangguan dalam pasokan obat-obatan, dll. Semua ini mengarah pada fakta bahwa hanya 6% populasi UE yang divaksin penuh, dibandingkan dengan Inggris dan Israel, dengan pangsa masing-masing 33% dan 57%. Adapun di Amerika Serikat, sekitar 35 juta orang telah divaksin penuh dari 328 juta penduduk, sementara 65 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin. Jadi, total 100 juta dosis vaksin telah digunakan untuk mengimunisasi penduduk.
Dalam pertemuan ECB sebelumnya, Christine Lagarde secara langsung mengaitkan kecepatan vaksinasi penduduk kawasan Eropa dengan laju pemulihan ekonomi di zona euro. Sementara itu, negara-negara UE terpaksa memperpanjang pembatasan karantina di tengah gelombang ketiga pandemi, yang menghambat pertumbuhan indikator ekonomi makro utama.
Alhasil, mata uang AS diuntungkan dari faktor fundamental. Beberapa faktor seperti kenaikan yield treasury, penerapan "Rencana Penyelamatan Amerika" dan ekspektasi retorika "hawkish" Fed mendorong dolar naik di seluruh pasar. Pada gilirannya, mata uang Eropa berada dalam tekanan dari proses vaksinasi.
Secara teknikal, pasangan ini terletak diantara garis tengah dan bawah indikator Bollinger Bands pada chart harian, yang juga menandakan bahwa pergerakan menurun menjadi prioritas. Pasangan ini masih menunjukkan tren bearish, yang dikonfirmasi oleh indikator tren utama - Bollinger Bands dan Ichimoku. Indikryor Ichimoku membentuk sinyal bearish terkuatnya, "Parade of Lines." Faktanya, semua garis indikator di D1 berada di atas chart harga, yang memberi tekanan pada pasangan ini. Target menurun ditetapkan di level 1.1840. Ini adalah titik terendah tahun ini, yang bertepatan dengan garis bawah indikator Bollinger Band pada timeframe yang sama.