Cuaca dingin di Texas menyebabkan kenaikan harga minyak yang spektakuler

Harga minyak melonjak setelah produksi dan pemrosesan bahan mentah terganggu oleh cuaca dingin di Texas.

Lebih tepatnya, kontrak berjangka Brent bukan April naik 0.52% dan mencapai $ 63.63 per barel, dan kontrak berjangka WTI bulan Maret naik 1.38% dan mencapai $ 60.29 per barel. Sementara itu, kontrak berjangka gas alam dari terminal Henry Hub melonjak 4.3% dan biaya $ 3.04 per juta BTU.

Cuaca dingin di Amerika Serikat telah menyebabkan penutupan beberapa kilang minyak terbesar di Texas. Misalnya, pada Selasa malam, pabrik Motiva dan Exxon Mobil sempat dihentikan sementara. Sementara itu, Total meminimalkan pemurnian dan penutupan pabrik di wilayah Port Arthur. Sehari sebelumnya, media memberitakan bahwa produksi di Permian Basin turun 1 juta barel per hari.

Para ahli percaya bahwa karena peristiwa ini, minyak mentah WTI dapat mencapai $ 65 per barel. Mereka juga tidak melihat adanya faktor mendadak yang dapat menghentikan reli ini. Faktanya, permintaan minyak terus meningkat, sementara OPEC telah mengurangi produksi jutaan barel per hari.

Penurunan tingkat infeksi COVID-19 yang signifikan, serta keberhasilan vaksinasi, juga menambah optimisme para pedagang. Banyak yang saat ini mengantisipasi pemulihan yang cepat di tengah membaiknya situasi pandemi COVID-19 global.

Sekarang, kenaikan biaya minyak ini mendorong harga eceran rata-rata bensin di Amerika Serikat. Pada hari Senin, harga telah tumbuh di atas $ 2.50 per galon, yang merupakan harga tertinggi lebih dari setahun yang lalu. Para ahli percaya bahwa pemilik mobil harus bersiap menghadapi kenaikan harga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Sejalan dengan situasi ini, perwakilan dari Uninterruptible Power Supply (UPS) menyerukan pemadaman listrik bergilir. Langkah itu dimaksudkan untuk membantu menghindari pemadaman global. Selain itu, penduduk Texas disarankan untuk mengurangi penggunaan listrik mereka. Sehingga, pada Minggu malam, permintaan mencapai 69.150 MW.

Kenaikan permintaan ini kemudian menyebabkan lonjakan biaya pasar spot di beberapa daerah. Sehingga, pada akhir pekan lalu, harga gas alam di Midwest naik menjadi $ 500 per juta BTU, sedangkan di kawasan Pegunungan Rocky, menembus $ 100 per juta BTU.

Reli spektakuler ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa pasar secara langsung responsif terhadap perubahan cuaca ekstrem. Sebelumnya, cuaca dingin yang parah di timur laut Asia memaksa utilitas lokal untuk segera mengisi defisit LNG, yang telah meroket ke titik tertinggi dalam sejarah di wilayah tersebut.

Namun pertanyaan utamanya adalah apakah OPEC akan mengurangi pengurangan produksinya karena peristiwa ini. Analis memperkirakan bahwa Arab Saudi akan menolak untuk memperpanjang pemotongan tambahan yang efektif sejak Januari tahun ini.