Harga emas terus menurun, namun para ahli meyakini bahwa harga emas akan segera kembali ke rekor tertinggi

Harga emas turun pada hari Senin di tengah meningkatnya permintaan dolar AS, hal ini disebabkan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Di New York Stock Exchange, kontrak berjangka Februari turun sebesar 0.16% dan mencapai nilai $ 1,832.5 per troy ounce, sementara perak berjangka Maret naik 0.33% dan menyentuh angka $26.718 per ounce.

Berdasarkan data terakhir, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 1.2% yang juga menyebabkan kenaikan indeks USD sebesar 0.39%. Alhasil, dolar AS mencapai 90.45 poin.

Sayangnya, lonjakan dolar ini berdampak negatif pada harga emas dan membuatnya kurang tersedia bagi pemegang mata yang lainnya.

Jika kita kembali ke tahun 2020, emas melonjak 22% ditengah pandemi COVID-19, tetapi pada tahun 2021, emas menjadi lebih sensitif terhadap dolar. Oleh karena itu, pada akhir minggu pertama Januari, emas kehilangan sekitar 3% nilainya.

Para ahli mengatakan bahwa peningkatan hasil obligasi pemerintah yang menekan emas pada grafik, terutama karena saat ini, pasar belum siap untuk dinamika seperti itu.

Tetapi pada tahun 2020, bertentangan dengan semua ekspektasi, emas, untuk pertama kalinya dalam sejarah mencapai $2,000 per ounce. Namun, menjelang akhir tahun, angkanya kembali turun tajam di tengah pemberitaan mengenai vaksinasi massal.

Meski demikian, para ahli mengatakan bahwa tidak perlu terburu-buru untuk menjual aset di tahun ini, karena vaksinasi massal yang sedang berlangsung tidak akan dapat menarik perekonomian dari utang dan kerugian yang disebabkan oleh lockdown. Obligasi juga tidak mungkin menjadi pilihan investasi yang efektif, terutama dengan latar belakang kenaikan inflasi.

Oleh karena itu, analis percaya bahwa segera emas dapat berbalik dan diperdagangkan naik di pasar. Ada juga kemungkinan besar untuk kembali ke posisi tertinggi sepanjang masa, terutama jika tekanan inflasi terus berlanjut dan dolar AS melemah.

Namun jika tidak, emas masih akan diperdagangkan secara sideways, sepanjang tren naik. Para ahli memperkirakan bahwa harga tahunannya akan tetap pada $1987 per ounce.

Singkatnya, para analis yakin bahwa harga emas tidak akan turun tajam, bahkan jika terjadi pemulihan ekonomi yang cepat. Harga mungkin akan kembali ke $1400-1500 per ounce di tengah penurunan permintaan spekulatif dan pemulihan harga perhiasan, tetapi ini tidak akan terjadi hingga 2022.

Prospek emas mungkin tidak ideal, tetapi potensi kenaikannya tetap ada.