Pasangan euro-dolar terus diperdagangkan mendatar tanpa meninggalkan kerangka level 1.1800an. Selama beberapa hari terakhir, berlangsung pertarungan memperebutkan posisi antara bulls dan bears EUR/USD. Sebagai contoh, kemarin pembeli mencoba mendekat batas level 1.1900an, sementara hari ini penjual berupaya breakout ke bawah ke level 1.1700an. Tapi pada akhirnya, harga sebenarnya tetap pada posisi yang sama. Di satu sisi, kami melihat volatilitas yang cukup tinggi, tapi di sisi lain, pergerakan harga ini lambat. Pasangan ini tertangkap dalam genggaman latar belakang fundamental yang kontradiktif, jadi trading tidak mengambil risiko untuk berinvestasi dalam dolar maupun euro.
Virus corona adalah masalah umum bagi mata uang AS dan juga Eropa. Namun, bergantung pada situasinya, "faktor Covid" mempengaruhi posisi mata uang dalam cara yang berbeda. Sebagai contoh, bulan lalu, Euro berada di bawah tekanan dari faktor virus corona. Pada bulan Oktober, Eropa diterpa oleh gelombang kedua pandemi - hampir semua negara mulai mengalami kenaikan tajam insiden. Terhadap latar belakang tren seperti ini, negara-negara utama UE mulai memberlakukan 'lockdown" satu per satu. Langkah pembatasan paling ketat diberlakukan di Prancis, Republik Ceko, Yunani dan Italia. Karantina berbagai bentuk diberlakukan di seluruh negara UE, termasuk Jerman, sehingga tidak ada negara Aliansi tersebut yang lolos dari dampaknya. Fakta ini memberikan tekanan kuat pada euro.
Namun, saat ini, situasi telah berubah: sekarang dolar di bawah pengaruh faktor virus corona, sementara euro lebih kuat terhadap dampak pandemi. Kenyataannya adalah pembatasan karantina Eropa, yang diberlakukan pada awal November, mulai membuahkan hasil. Jumlah total kasus baru di negara-negara UE turun pekan lalu untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, menurut BoE. Sementara di AS, situasinya sama. Sejak awal bulan ini, tingkat kenaikan harian dalam jumlah orang yang terinfeksi tidak turun di bawah level 100.000. Dan selama sepekan terakhir, indikator menyedihkan ini telah bertahan di atas level 150.000. Jumlah kematian juga tumbuh: para dokter memperingatkan bahwa tidak lama lagi jumlah kematian akan mencapai 2.000 orang dalam sehari, lebih besar dari puncak gelombang pertama virus corona yang terjadi pada musim semi tahun ini. Menurut para pakar, perkembangan peristiwa lebih lanjut dalam jangka mengenai akan bergantung pada bagaimana negara dan tiap negara bagian akan merespon perkembangan pandemi.
Tapi masalahnya adalah gubernur negara bagian memiliki penilaian risiko yang berbeda dan respon yang berbeda terhadap situasi. Sebagian daerah telah memberlakukan 'lockdown' ketat, sementara negara bagian lainnya mengabaikan ancaman tersebut. Di tingkat nasional, situasi juga menemui jalan buntu: pemerintahan Trump menolak mengulangi skenario pada musim semi dan Joe Biden tidak memiliki wewenang hingga pelantikan dirinya. Hasilnya, virus corona terus menyelimuti AS. Situasi juga tidak pasti dengan paket bantuan tambahan ke ekonomi AS. Ingat bahwa negosiasi antar Republik dan Demokrat, yang berlangsung selama enam bulan (dari Mei ke Oktober) berakhir dengan gagal. Dan sekarang kedua belah pihak perlu kembali duduk di meja perundingan, karena majelis rendah Kongres (the House of representatives) tetap di bawah kendali partai Demokrat, sementara majelis tinggi (Senat) di bawah kuasa partai Republik. Seperti yang mereka katakan, "yang masih berkuasa".
Mata uang Eropa juga di bawah permasalahannya. Anggaran UE dan rencana penyelamatan ekonomi Aliansi dalam agenda. Jika kita ingat-ingat, Hungaria dan Polandia menghadang persetujuan final anggaran, menentang peraturan UE yang baru. Menurut peraturan ini, Brussels dapat menurunkan pembayaran ke negara-negara yang melanggar prinsip-prinsip peraturan hukum. Komplain dari aktivitas hak asasi manusia seringkali dialamatkan ke Budapest dan Warsawa: warga Hungaria dikritik karena menerapkan kebijakan yang ketat terhadap imigran ilegal, dan menuntut reformasi yudisial. Dengan kata lain, baik Hungaria dan Polandia mungkin tidak akan menerima puluhan miliar euro dari dana UE. Kenyataannya, untuk alasan ini, perwakilan negara-negara ini menggunakan hak veto mereka. Hari ini diketahu bahwa Hungaria juga didukung oleh PM Slovenia, Janez Jansa, yang merupakan sekutu dari Viktor Orban, khususnya dalam isu menghadang migrasi massal. Namun, ia hanya menyatakan dukungan secara verbal, tapi tidak bergabung dalam kelompok yang menentang.
Fakta ini memberikan sedikit tekanan pada euro, khususnya setelah pidato kepala ECB Christine Lagarde hari ini. Ia menyatakan keprihatinan mengenai situasi saat ini dan meminta pemerintah UE untuk menyepakati "tanpa penundaan" mengenai alokasi sumber daya dari Dana anti krisis. Pada waktu yang sama, ia menekankan bahwa stimulus fiskal harus menjadi prioritas saat ini.
Namun, pada akhir sesi Eropa kemarin, tekanan pada pasangan EUR/USD mereda. Muncul kepercayaan diri bersama di pasar bahwa Hungaria dan Polandia akan menyetujui proses anggaran sebagai hasil dari negosiasi politik (yang telah diikuti Jerman). Selain itu hari ini, dilaporkan bahwa Brussels dapat menghadang pertentangan dan menyetujui rencana penyelamatan UE tanpa partisipasi dari "pemberontak". Menurut perwakilan dari Prancis, kepemimpinan UE saat ini tengah mengkaji mekanisme yang tepat.
Oleh karena itu, menurut saya, prioritas untuk pasangan EUR/USD tetap untuk long position. Selain ketidakpastian politik dan anti-rekor virus corona, dolar kehilangan pijakan terhadap latar belakang laporan makroekonomi yang lemah. Sebagai contoh, penjualan ritel mengecewakan pekan ini dan laporan inflasi dirilis dalam "zona merah" pekan lalu. Mata uang Eropa tampak lebih menarik dalam konteks prospek virus corona dan juga dalam konteks faktor politik. Oleh karena itu, dari posisi terkini, anda dapat mempertimbangkan pembelian dengan target pertama di 1.1920 - ini adalah garis atas indikator Bolliner Bands pada chart harian. Level resistance utama di 1.2000, tapi masih terlalu dini untuk membahas mengenai mencapai target ini.