Brexit dan COVID-19 menempatkan tekanan pada pound

Pound, yang selama dari pemilihan presiden AS tanpa berbagai kerugian, saat ini dalam kondisi yang tidak pasti. Fleksibiltasnya telah terhalang oleh situasi yang menburuk di Eropa terkait gelombang kedua COVID-19 dan masalah Brexit jangka panjang.

Pergerakan utama untuk pound merupakan masalah yang terkait dengan keluarnya Inggris dari UE. Hal ini memperpanjang proses psikologi secara perekonomian lelah di kedua sisi, yang memiliki dampak yang sangat negatif pada mata uang yang terindikasi. Dalam jangka pendek, lebih banyak yang akan bergantung pada laju negosiasi antara London dan Brussels. Situasi ini tidak menambahkan stabilitas pound, yang berupaya untuk mempertahankan keseimbangan.

Pada hari senin, harga dari pound naik 0,3%, menjadi 1,3229. Pertumbuhan terasosiasi dengan berita positif mengenai Brexit. Pasar memperkirakan Inggris akan menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa di awal minggu mendatang. Dengan demikian, hari ini, pasangan GBP/USD diperdagangkan di dekat kisaran 1.3262-1.3263, mengatasi level sebelumnya. Pemulihan dari sektor perbankan negara dan meningkatnya aktivitas bisnis juga merupakan salah satu faktor mengapa pound meningkat. Target tedekat dari pasangan GBP/USD adalah level 1,3300, batas atas dari kisaran trading, ditetapkan selama dua tahun terakhir.

Kisaran yang direncanakan dari dinamika pound menutup periode awal dan pertengahan 2021. Analis di UBS Global Wealth Management memprediksi bahwa GBP akan memperoleh keuntungan ditahun mendatang dari melemahnya USD disepanjang pasar. Mereka juga yakin bahwa kisaran trading pound akan tetap dalam kisaran 1.3000-1.3700 di 2021. Sebelumnya, para ahli bank memperkirakan pound akan naik ke level 1,4000.

Sementara itu, beberapa ahli berfikir bahwa ketegangan situasi ekonomi negara juga berkontribusi pada penurunan lebih lanjut dari pound. Pandemi COVID-19 membuat kontribusi negatif terhadap perekonomian Inggris, yang mana konsekuensinya sangat merugikan.

UBS Global percaya bahwa perekonomian Inggris akan menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh pembatasan karantina dikarenakan COVID-19 dalam jangka pendek dan menengah. Kemungkinan bahwa otoritas Inggris akan membuat penyesuaian pada struktur pemulihan ekonomi dan merevisi kebijakan moneter saat ini.

Meskipun terdapat tekanan serius yang diberikan pada GBP terkait COVID-19 dan ketidakpastian dengan Brexit, pound tidak kehilangan harapan untuk pertumbuhan lebih lanjut. Pada saat ini, ekspektasi ini dibenarkan: ekspektasi ini naik tajam, meskipun lambat. Hal utama untuk mata uang ini saat ini adalah berkonsolidasi pada level saat ini, yang bisa menjadi katalis untuk bergerak ke level puncak terbaru.