Gambaran umum pasangan EUR/USD. 19 Oktober. Eropa tertutup virus corona. AS terus siapkan pemilu.

timeframe 4 jam

Rincian teknikal:

Channel regresi linear atas: arah - ke atas.

Channel regresi linear bawah: arah - ke atas.

Moving average (20; diperhalus) - ke bawah.

CCI: -76.3766

Poundsterling Inggris diperdagangkan kurang lebih dengan tenang terhadap mata uang AS pada hari Jumat. Nampaknya para trader juga perlu istirahat dari waktu ke waktu. Pasangan pound/dolar terus terang dua minggu ini mengalami badai. Pasangan ini terlempar dari satu sisi ke sisi lain dan melewati 150-200 poin ke arah yang berbeda. Ini bukan berarti gerakan tersebut tidak berdasar atau tidak logis, meskipun mungkin tidak terduga bagi banyak orang. Masalahnya adalah bahwa latar belakang fundamental untuk pasangan ini tetap sangat kuat dan penting. Kami telah membahas kondisi Amerika berkali-kali. Pemilu presiden, khususnya pemilu presiden 2020, akan menjadi salah satu yang terpenting dalam sejarah negara tersebut, sehingga banyak trader berusaha untuk tidak mengambil risiko yang tidak perlu saat bekerja dengan mata uang AS. Jika berpasangan dengan mata uang euro, kehati-hatian tersebut terlihat seperti gerakan mendatar atau pergerakan yang sangat mirip di grafik, kemudian saat berpasangan dengan pound, yang memiliki latar belakang fundamental tidak kalah kuat, mata uang ini nampak sangat kacau. Untuk Inggris dan pound Inggris, nasib untuk tahun-tahun mendatang terus diputuskan. Banyak hal yang telah dibahas mengenai Brexit, namun masalahnya sendiri tidak kunjung hilang. Pekan lalu, KTT Uni Eropa berikutnya akan berlangsung, di mana masalah terkait perjanjian dagang antara Brussel dan London akan diselesaikan. Namun, beberapa hari sebelum dimulainya KTT, beberapa pejabat tinggi Uni Eropa mengatakan bahwa pada akhir KTT, kemajuan yang tidak memadai dalam negosiasi akan diumumkan dan tidak ada keputusan penting yang akan dibuat. Yang memperburuk situasi adalah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang sekali lagi menuduh Uni Eropa tidak bersedia memberikan perjanjian dagang versi "Kanada" kepada Inggris. Johnson mengatakan bahwa Uni Eropa, terlepas dari Brexit, ingin mengikat Inggris pada dirinya sendiri seerat mungkin, yang ingin dihindari Inggris karena mereka ingin menjadi semandiri mungkina. Menurut Johnson, seharusnya Uni Eropa bertemu dengan Inggris, yang telah berada di blok tersebut selama 45 tahun. Jadi, bahkan sebelum KTT dimulai, sudah jelas bahwa tidak ada berita yang diharapkan dari sana. Selama KTT, kemungkinan infeksi virus corona diketahui dari kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, yang meninggalkannya di tengah-tengah. Dan, karenanya, pernyataan resmi yang menyusul KTT dan pidato mengenai kurangnya kemajuan bukan merupakan kejutan bagi siapa pun.

Dewan Eropa meminta semua pelaku pasar untuk mempersiapkan "perceraian" tanpa perjanjian. Tentu saja, terdapat seruan dari London untuk berhati-hati. Menurut Eropa, London harus membuat konsesi tertentu jika ingin mendapatkan perjanjian. Presiden Dewan Eropa Charles Michel berkata: "Michel Barnier terus bernegosiasi, dan kami siap untuk terus melakukan ini. Kami menginginkan kesepakatan, namun tidak dengan segala cara. Persaingan, perikanan, dan pemerintahan yang setara adalah masalah yang sangat penting bagi Uni Eropa, bagi ke-27 negara anggotanya." Michel pun mengungkapkan kebingungannya atas kritik terhadap Boris Johnson. Menurutnya, London awalnya mengetahui persyaratan Uni Eropa, sehingga klaim London kini tidak jelas. Dengan demikian, negosiasi akan berlanjut seperti yang diharapkan. Sepertinya ini akan sia-sia seperti sebelumnya. Boris Johnson juga mengatakan bahwa Uni Eropa "menolak terlibat dalam negosiasi yang serius" dan bahwa ia menunggu "para pemimpin Eropa untuk mengubah pendekatan mereka terhadap negosiasi dengan cara yang fundamental". Menteri Luar Negeri Dominic Raab, pada gilirannya, mengatakan bahwa Uni Eropa seharusnya tidak memaksa Inggris untuk berkompromi sendirian. Menurutnya, "kedua pihak hampir mencapai kesepakatan, mereka hanya tinggal menyepakati masalah penangkapan ikan dan persaingan".

Namun, meskipun negosiasi terus berlanjut, bahkan banyak pejabat tinggi UE tidak percaya pada keberhasilan perjanjian tersebut. Uni Eropa menolak mengubah posisinya. Hal ini dikemukakan oleh Michel Barnier: "Jika Inggris ingin mengakses 450 juta konsumen di Uni Eropa dan pasar tunggal dengan 22 juta perusahaan, maka Inggris harus memastikan persaingan yang adil dan transparan." Kanselir Jerman Angela Merkel percaya bahwa "kedua belah pihak harus berkompromi untuk akhirnya mencapai kesepakatan". Namun, semua ini adalah kata-kata yang telah kami dengar selama beberapa bulan, dan tidak ada proses nyata dalam negosiasi. Jadi, seperti sebelumnya, kami cenderung berasumsi bahwa tidak akan ada kesepakatan. Dan ini mengancam perekonomian Inggris dengan masalah serius pada tahun 2021. Tentu saja, volume perdagangan antara UE dan Kerajaan akan berkurang serta menjadi kurang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Namun terutama untuk Inggris, di mana lebih dari 50% ekspor ditujukan ke negara-negara UE. Jadi, tidak adanya kesepakatan mengancam Inggris dengan hilangnya beberapa persen PDB. Kerajaan akan kehilangan hingga 10% dari PDB pada akhir tahun 2020, dan tidak ada yang mengetahui apa kerugian dari "gelombang" kedua COVID-2019. Perlu dicatat bahwa tingkat penularan di Foggy Albion tetap tinggi. Jadi, pembahasan berkurangnya epidemi belum diperlukan. Secara umum, kegagalan kedua pihak untuk sepakat akan sangat merugikan perekonomian Inggris.

Dan tentunya dalam kondisi seperti itu, sangat sulit untuk menunggu penguatan mata uang Inggris. Jika larinya perusahaan-perusahaan dari Foggy Albion dimulai pada 2019. Pebisnis Inggris telah beberapa kali meminta pemerintah untuk menandatangani kesepakatan. Dan mereka melakukannya karena suatu alasan. Jika skenario "keras" dapat disiapkan tanpa kerugian yang sangat besar, seperti yang diserukan Boris Johnson, maka ini akan dilakukan. Oleh karena itu, penurunan investasi dalam ekonomi Inggris dan arus keluar modal akan terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Ini mengancam penurunan besar permintaan mata uang Inggris di pasar valuta asing dan, secara umum, penurunan daya tarik pound Inggris, yang beberapa tahun lalu dianggap sebagai salah satu mata uang terkuat dan paling stabil. Namun, waktu terus berubah. Hanya waktu yang akan menentukan apakah Inggris benar ketika mereka memilih meninggalkan Uni Eropa. Mengenai pergerakan pound selanjutnya, kami tidak akan membuat prakiraan bahkan untuk satu hari ke depan. Sepertinya "badai" akan terus berlanjut, dan bahkan berdasarkan gambaran teknikla murni, kini sangat sulit untuk membentuk anggapan.

Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD saat ini sebesar 134 poin per hari. Untuk pasangan pound/dolar, nilai ini "tinggi". Oleh karena itu, pada Senin, 19 Oktober, kami memperkirakan pergerakan di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1,2780 dan 1,3048. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah menandakan babak baru gerakan menurun.

Level support terdekat:

S1 – 1,2909

S2 – 1,2878

S3 – 1,2848

Level resistance terdekat:

R1 – 1,2939

R2 – 1,2970

R3 – 1,3000

Rekomendasi trading:

Pasangan GBP/USD memulai pergerakan menurun baru yang kuat dalam timeframe 4 jam, namun sulit untuk mengatakan berapa lama gerakan ini akan bertahan. Karenanya, hari ini disarankan untuk melakukan trading menurun dengan target di 1,2878, 1,2848, dan 1,2817 saat indikator Heiken Ashi kembali turun. Disarankan untuk mentradingkan pasangan ini ke atas dengan target di level 1,3000 dan 1,3031 jika harga kembali ke area di atas moving average.