Harga minyak jatuh karena prakiraan COVID-19 yang mengkhawatirakn

Sepanjang hari, berita mengenai pesatnya penurunan harga minyak nampak di media-media utama hari ini. Tren negatif ini disebabkan kekhawatiran bahwa gelombang baru COVID-19 mencegah pulihnya permintaan.

Harga campuran minyak laut Utara Brent berjangka bulan Desember jatuh sebanyak 0,49% dan mencapai level $42,24 per barel. Ingat bahwa pada penutupan trading pada Selasa, kontrak ini naik sebesar 1,8%.

Harga WTI berjangka November turun sebanyak 0,62% dan senilai $39,95 per barel hari ini. Pada Selasa, harga kontrak berjangka ini telah naik sebesar 1,95%.

Penurunan ini diakibatkan kekhawatiran bahwa kenaikan kasus virus corona yang tak terkendali di Amerika Serikat dan Eropa dapat sangat menurunkan permintaan bahan bakar dan pembatasan karantina akan memperlambat pemulihan ekonomi.

Hari ini, harga minyak nampak lebih rentan daripada sebelumnya. Berita menyebutkan bahwa COVID-19 terus menyebar di seluruh Eropa dengan laju yang tak terbayangkan dan menunjukkan tren pertumbuhan positif di Amerika. Pertanyaan utamanya di sini adalah seberapa efektif pengandalian laju virus ini dan seberapa negatif pembatasan yang lebih besar akan memengaruhi aktivitas ekonomi.

Kekhawatiran investor tidak dapat disebut tanpa alasan karena OPEC juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap permintaan minyak dalam laporan Oktober. Organisasi ini mengumumkan prakiraan penurunan permintaan minyak global pada 2020. Permintaan akan turun sebanyak 9,5 juta barel per hari dibandingkan dengan tahun lalu. Selain itu, prakiraan jangka panjang untuk tahun 2021 dibuat, di mana angkanya sedikit turun dibandingkan dengan pernyataan organisasi ini sebelumnya. OPEC kini memperkirakan permintaan akan naik sebanyak 6,5 juta barel per hari pada tahun depan, bukan 6,6 juta seperti prakiraan skenario sebelumnya.