Carry trade kembali menjadi pilihan

Dalam kondisi volatilitas yang rendah, para trader kembali menggunakan bantuan strategi carry-trade. Pekan lalu, indeks mata uang Bloomberg yang mengukur return carry-trade dari delapan pasar berkembang telah meningkat untuk pekan kedua berturut-turut. Dinamika tersebut tercatat untuk pertama kali dalam lebih dari dua bulan. Pada saat yang sama, fluktuasi mata uang turun untuk pekan kedua, menurut indikator volatilitas JPMorgan Chase & Co.

Kurangnya volatilitas di pasar valas menunjukkan bahwa para investor perlu bukti untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi global. Hanya setelah itu mereka akan mulai memasuki posisi beli aset-aset EM. Kepercayan para pembeli dalam meningkatkan keadaan ekonomi China nampak meningkat setiap harinya. Namun data pada hari Rabu, kemungkinan besar, akan menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan perekonomian terbesar kedua dunia tersebut terhenti menjadi 6,3% pada kuartal pertama.

Para investor terus khawatir mengenai risiko negara. Di India, Indonesia, dan Afrika Selatan, akan digelar pemilihan umum. Brazil masih mencoba menerapkan reformasi pensiun, dan Turki tidak dapat menghentikan penurunan ekonomi dan inflasi yang tinggi.

Agenda mendatang

Pada Rabu, Indonesia akan memutuskan apakah akan memberikan mandat pada presiden saat ini, Joko Widodo, untuk lima tahun keduanya atau memilih pemimpin lain. Perhitungan resmi mungkin akan berlangsung beberapa hari. Bulan lalu, rupee menjadi yang terbaik di Asia setelah peso Filipina.

Di Brazil, perhatian para trader akan tertuju pada suara kongres pertama atas RUU reformasi pensiun. Setiap penundaan agenda politik yang dijadwalkan pada hari Rabu akan dianggap negatif. Pasar akan berfokus pada jumlah suara yang mendukung reformasi tersebut. Situasi terkait juru bicara majelis rendah, Rodrigo Maya, juga akan menjadi perhatian, setelah media lokal menuduhnya melakukan suap.

Para perwakilan senior Bank of Korea, pada hari Kamis, akan mendiskusikan kemungkinan pemangkasan suku bunga tahun ini setelah perlambatan inflasi yang tak terduga pada bulan Maret. Para pelaku pasar telah mengevaluasi kemungkinan pelunakan moneter. Yield obligasi pemerintah 3 tahun untuk pertama kali sejak 2016 jatuh di bawah suku bunga pada akhir Maret.

China menjadi fokus

Bersama dengan laporan PDB Q1, China akan merilis data penjualan ritel bulanan dan produksi industri. Para investor tengah menantikan data tingkat pertumbuhan. Selain itu, hari Rabu merupakan jatuh tempo pertama kredit jangka menengah sejumlah 367,5 miliar yuan, atau $55 miliar. Menurut para analis China, hal ini memberikan waktu yang ideal untuk menyesuaikan indikator cadangan bank jika statistik pertumbuhan mengecewakan. Sekuritas China akan mendapat manfaat dari ketegangan perdagangan dengan AS yang mereda.